Jakarta, tvOnenews.com - Jika doa tidak dikabulkan di dunia, janganlah sedih.
Ternyata, jika doa belum dikabulkan di dunia, kata Buya Yahya itu menjadi tabungan pahala di akhirat.
“Ada pengabulan doa yang sangat luar biasa yaitu apa?” ujar Buya Yahya dalam ceramahnya.
“Doa yang tidak dikabulkan di dunia oleh Allah tapi ditabungkan nanti di akhirat dan ini impian semua yang ada di surga,” lanjut Buya Yahya.
Inilah tingkat dari seorang Muslim yang imannya tinggi.
Sementara, kebanyakan dari setiap Muslim ketika memohon karena ingin dikabulkan.
“Tingkat kita adalah apa? kita memohon kepada Allah kKarena kita ingin dipenuhi permohonan,” ujar Buya Yahya.
Sementara orang yang tingkatnya lebih tinggi berdoa karena diperintahkan oleh Allah SWT.
“Sementara orang pangkat tinggi karena disuruh. Apakah mereka tidak mengharap dikabul doanya? mereka tidak mikir begitu,” tandas Buya Yahya.
Hal ini karena Muslim yang imannya tinggi, yakin doa pasti diberikan jika dirinya benar.
“Karena dia yakin kalau aku bener pasti dikasih oleh Allah. Kemudian mereka punya pemahaman luas dan pengabulan doa kan tidak hanya hari ini bisa esok hari pengabulan doa bukan saja dalam bentuk ini,” ujar Buya Yahya.
Oleh karenanya setiap Muslim harusnya selalu ingat, ketika berdoa, lihatlah nikmat lain yang telah diberikan oleh Allah SWT.
“Bisa saja dikabulkan dalam bentuk yang lain, aku minta duit tapi nggak dikasih duit oleh Allah tapi diganti dengan dijaga jantungku paru-paruku anakku” saran Buya Yahya.
Hal ini karena bentuk pengabulan doa oleh Allah SWT amatlah banyak macamnya.
Oleh karenanya, janganlah pernah membatasi pada tahap pengabulan saja.
“Allah Maha Kasih, tidak dikasih yang itu diberi yang lainnya. Ada pengabulan doa yang sangat luar biasa yaitu apa? Ya sebagai tabungan di akhirat,” tutur Buya Yahya.
Buya Yahya juga mengingatkan agar seorang Muslim jangan pernah suudzon kepada Allah SWT.
Daripada suudzon lebih baik koreksi diri apakah sudah benar dalam melakukan ibadah kepada Allah SWT.
“Jangan kau menganggap Allah terlambat dalam memberi apa yang engkau minta, namun hendaknya kau sadar engkau yang lelet dalam menyambut seruan Allah,” saran Buya Yahya.
Maka jika ingin doa dikabulkan, lekas behanilah sisi ini.
“Bergegas untuk menyambut seruan Allah,” ujar Buya Yahya.
Allah SWT memerintahkan hambaNya untuk selalu berdoa kepadaNya.
Hal ini sebagaimana firmanNya di surah Al Gafir ayat 60.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ
Wa qāla rabbukumud‘ūnī astajib lakum, innal-lażīna yastakbirūna ‘an ‘ibādatī sayadkhulūna jahannama dākhirīn(a).
Artinya: Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”
Berdasarkan tafsir yang ada di Qur’an Kementerian Agama (Kemenag), pada ayat ini, Allah SWT memerintahkan agar manusia berdoa kepada-Nya.
Jika mereka berdoa niscaya Allah akan memperkenankan doa itu.
Ibnu ‘Abbās, aḍ-ahhāk, dan Mujāhid mengartikan ayat ini, “Tuhan kamu berfirman, ‘Beribadahlah kepada-Ku, niscaya Aku akan membalasnya dengan pahala’.”
Menurut mereka, di dalam Al-Qur’an, perkataan doa bisa pula diartikan dengan ibadah seperti pada firman Allah:
اِنْ يَّدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِلَّآ اِنٰثًاۚ وَاِنْ يَّدْعُوْنَ اِلَّا شَيْطٰنًا مَّرِيْدًاۙ ١١٧ (النساۤء)
Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah ināṡan (berhala), dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka. (an-Nisā'/4: 117)
Sementara dalam hadis, Nabi SAW bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ. (رواه الترمذي عن النعمان بن بشير)
Doa itu ialah ibadah. (Riwayat at-Tirmizī dari an-Nu‘mān bin Basyīr)
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa doa dalam ayat ini berarti “permohonan”.
Sebenarnya doa dan ibadah itu adalah sama dari sisi bahasa. Hanya yang pertama berarti khusus sedang yang kedua berarti umum.
Doa adalah salah satu bentuk atau cara dari ibadah.
Hal ini berdasar hadis berikut ini.
الدَّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ. (رواه الترمذي عن أنس بن مالك)
Doa itu adalah inti ibadah. (Riwayat at-Tirmizī dari Anas bin Mālik)
Selain itu berdasarkan hadis Nabi saw:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْعِبَادَةِ أَفْضَلُ فَقَالَ دُعَاءُ الْمَرْءِ لِنَفْسِهِ. (رواه البخاري)
Diriwayatkan dari ‘Aisyah, dia berkata, “Nabi saw ditanya orang, ‘Ibadah manakah yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Doa seseorang untuk dirinya’.” (Riwayat al-Bukhārī)
Maka berdasarkan hadis di atas, maka doa dalam ayat ini dapat diartikan dengan ibadah.
Hal ini dikuatkan oleh lanjutan ayat yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk ke dalam neraka yang hina.”Ayat ini merupakan pe
ringatan dan ancaman keras kepada orang-orang yang enggan beribadah kepada Allah.
Ayat ini juga merupakan pernyataan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka memperoleh kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Seakan-akan Allah mengatakan,
“Wahai hamba-hamba-Ku, menghambalah kepada-Ku, selalulah beribadah dan berdoa kepada-Ku. Aku akan menerima ibadah dan doa yang kamu lakukan dengan ikhlas, memperkenankan permohonanmu, dan mengampuni dosa-dosamu”.
Wallahu’alam
(put)
Load more