tvOnenews.com - Doa kepada orang meninggal dunia salah satu bagian berasal dari tradisi Islam.
Biasanya umat Islam yang masih hidup memberikan doa kepada orang meninggal dunia dinamakan tahlilan.
Mereka juga melantunkan doa kepada orang meninggal dunia bisa selama beberapa hari.
Namun, masih banyak orang merasa kebingungan doa yang dilantunkan kepada orang telah meninggal dunia sudah sampai atau tidak.
Orang yang telah meninggal dunia sudah dipastikan berada di alam barzakh.
Ilustrasi satu keluarga memberikan doa untuk orang meninggal dunia saat takziah ke kuburan. (ANTARA/Aditya Pradana Putra/YU)
Dilansir tvOnenews.com melalui tayangan channel YouTube Al-Bahjah TV, Selasa (27/8/2024), Buya Yahya menjelaskan tentang doa untuk orang meninggal dunia.
Mulanya Buya Yahya menjelaskan doa sangat mustajab karena memberikan keutamaan baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Buya Yahya mengatakan bahwa, tahlilan juga sudah menjadi bagian tradisi umat Islam di Indonesia.
Biasanya mereka mengadakan tahlilan bisa sampai hitungan tujuh hari, 40 hari, 100 hari hingga 1000 hari.
Ia menyampaikan hal tersebut karena mendapat pertanyaan dari salah satu jemaahnya mengenai memberikan doa selama 40 hari untuk orang meninggal dunia.
"Apakah arwah orang yang telah meninggal dapat mendengar doa yang diucapkan untuknya?," tanya salah satu jemaah kepada Buya Yahya.
"Dan apakah benar bahwa arwah orang meninggal masih ada di kediaman selama 40 hari setelah wafat?," sambung jemaah tersebut.
Pengasuh LPD Al Bahjah, Cirebon itu menjawab bahwa, mereka yang berdoa biasanya ditujukan kepada sanak saudara, kerabat, teman hingga orang tidak dikenal yang sudah meninggal dunia.
Hal ini mengingatkan sebagai bentuk kepedulian dan memberikan manfaat sesama Muslim.
Buya Yahya pun menjawab persoalan orang yang telah meninggal dunia bisa mendengar doa dari orang-orang yang masih hidup di dunia.
Buya Yahya menjelaskan tentang doa memiliki makna kandungan "mendengar" yang berbeda dari orang telah meninggal dunia dan yang masih hidup.
"Makna mendengar itu adalah manfaatnya doa," ungkap Buya Yahya.
"Jadi kita harus memaknai makna mendengar itu adalah manfaatnya doa," sambungnya.
Ia menjelaskan orang telah meninggal dunia akan mendapatkan manfaat dari doa yang dilantunkan teman-temannya.
"Karena yang diterima oleh orang yang telah meninggal dunia adalah kemanfaatan daripada doa," tuturnya.
Ia menyatakan agama Islam telah memberikan ajaran untuk selalu memberikan doa untuk orang meninggal dunia.
Menurutnya, doa dari orang-orang yang masih hidup akan didengar oleh kerabat atau sanak saudaranya yang telah meninggal dunia.
"Dan memang doa nyampe, kita diajarkan untuk berdoa," katanya.
Meski begitu, ia mengingatkan kata "mendengar" orang telah meninggal dunia tidak seperti dengan orang yang masih bernyawa di dunia.
Ia berpendapat orang meninggal dunia hanya mendapatkan manfaat atau esensi kebaikan dari doa tersebut.
"Jadi mendengar dan bisa nerima kebaikan dari yang dilakukan oleh orang yang hidup dari panjatan doa, istighfarnya, dan lain sebagainya," terangnya.
"Mendengar dan alat sudah berbeda bukan seperti kita. Sampai dikatakan kalau orang mau ditinggal itu akan mendengar terompah kaki yang berjalan mau pulang, mendengar," sambungnya.
"Kita maknai mendengar adalah doa-doa itu akan nyambung sampai kepada orang yang telah meninggal dunia," tambahnya.
Kemudian, ia menyinggung akidah seseorang terhadap doa yang dilantunkan selama tujuh hingga 40 hari.
Ia berpendapat hal tersebut didasari dengan keyakinan seseorang dan hal tersebut tidak bisa dibantah.
"Adapun kisah tujuh hari, 40 hari, inikan masalah akidah, keyakinan. Jika ada orang bercerita, kita tidak mendustakan itu semuanya," jelasnya.
Meski demikian, pendakwah bernama asli KH. Yahya Zainul Ma'arif itu menjelaskan bahwa ruh orang meninggal dunia sudah berada di alam barzakh.
Ia menyampaikan hal tersebut karena berasal dari penjelasan hadits dan dalil bahwa almarhum atau almarhumah sudah tidak ada lagi dengan urusan di dunia.
"Bukankah kisahnya dalam hadits, nyawa itu adalah ruh, lembut, ruh ahli beriman dibawa ke langit, kemudian diturunkan, dikembalikan, setelah itu adalah ditanyakan. Itu di alam barzakh sudah," paparnya.
"Jadi sudah di alam barzakh, bukan keliling rumah kita," lanjutnya lagi.
Ia pun mengajak umat Islam harus meyakini bahwa siksaan dan kenikmatan dalam alam barzakh benar-benar nyata.
Ia berpesan agar umat Islam terus beriman dengan cara mengikuti segala aturan dan larangan dari Allah SWT.
"Makanya yang perlu kita yakini, kita iman kepada alam barzakh. Di situ ada kenikmatan dan juga ada siksa, dan kita akan memasukinya. Selesai sampai di situ, harus kita yakini," tandasnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more