Jakarta, tim tvOnenews.com - Ustaz Abdul Somad (UAS) mengingatkan pesan Nabi Muhammad SAW mengenai surah Yasin.
Yasin adalah surah ke-36 dalam Al-Qur’an dan salah satu yang populer.
Biasanya, surah Yasin dibaca saat malam jumat atau pengajian atau ziarah makam.
Surah Yasin terdiri dari 83 ayat dan merupakan kelompok Al Makkiyah, yang berarti ayat-ayatnya diturunkan di kota Mekah sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.
Lalu mengapa surah Yasin identik dengan malam jumat?
Hal ini ternyata kata Ustaz Abdul Somad UAS itu adalah pesan Rasulullah SAW.
Ustaz Abdul Somad (UAS) menjelaskan, siapa yang membaca surah Yasin pada hari jumat, maka dosanya akan diampuni pada saat subuh.
“Siapa yang membaca surah yasin pada hari jumat, maka waktu petangnya dia akan dapat ampunan dari Allah,” ujarnya.
Namun Ustaz Abdul Somad (UAS) mengingatkan, surah Yasin tidak khusus malam jumat saja.
"Jadi tidak khusus hari Jumat untuk membaca Yasin, Jadi apa hukumnya baca Yasin di malam Jumat? Nabi tidak katakan hukumnya baca Yasin di Malam Jumat, ” tuturnya.
Ustaz Abdul Somas kemudian melanjutkan, Rasulullah SAW mengajak umatnya membaca surah Yasin setiap hari.
“Tetapi Nabi SAW katakan membaca Yasin setiap hari,” ujar Ustaz Abdul Somad (UAS).
“Namun apabila tidak sanggup setiap malam, maka dipilihnya pada malam jumat," sambungnya.
Hal ini karena kata Ustaz Abdul Somad (UAS) surah Yasin adalah sebuah perenungan yang luar biasa.
"Karena surah Yasin menjadi perenungan yang luar biasa," jelasnya.
Oleh karenanya, manfaat dari membaca surah Yasin sangatlah banyak.
"Lantas sanggupkah orang mati dihidupkan kembali, di surah Yasin ada jawabannya. Amat sangat baik surah Yasin ini dibaca," ujar Ustaz Abdul Somad (UAS).
Dalam surah Yasin juga ada ayat yang mengingatkan mengenai tingkah laku manusia.
Maka menurut Ustaz Abdul Somad, sangat wajar, jika orang yang meyakini dan sering membaca surah Yasin, tingkat imannya bertambah dan maksiatnya berkurang.
Sementara, menurut ulama, kalimat Ya Sin merupakan sumpah Allah SWT, nama Allah SWT, nama Al-Qur'an, nama Nabi Muhammad SAW, dan penegasan kepada manusia yang belum diperingatkan pada masa sebelumnya bahwa Rasulullah SAW adalah utusan-Nya, sebagaimana dikutip tvOnenews.com dari laman NU Online.
Dikatakan bahwa siapa yang membaca surah Yasin pada suatu malam dengan mengharapkan wajah Allah SWT, maka akan diampuni dosanya pada malam itu.
Hal itu berdasarkan hadis dari Abu Hurairah. Rasulullah bersabda,
مَنْ قَرَأَ (يس) فِيْ لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَوَجْهِ اللّٰهِ غُفِرَلَهُ فِيْ تِلْكَ الَّليْلَةِ
Artinya:
Barang siapa yang membaca surah Yasin pada suatu malam dengan mengharap wajah Allah maka ia akan diampuni pada malam itu. (HR. Ad-Darimi: II/457)
Surah Yasin juga merupakan inti Al-Qur'an dan disunnahkan untuk dibaca kepada orang yang hendak meninggal.
Hal ini sebagaimana penjelasan hadis berikut ini.
Ma'qil bin Yassar meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
اَلْبَقَرَةُ سَنَامُ القُرْآنِ، وَاسْتُخْرِجَتْ "اللّٰهُ لاَإِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ" مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ، وَ (يس) قَلْبُ القُرْآنِ، لَا يَقْرَؤُهَا رَجُلٌ يُرِيْدُ اللّٰهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَالدَّارَ الآ خِرَةَ إِلَّا غُفِرَلَهُ، إِقْرَءُهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ. يَعْنِيْ (يس)
Artinya:
Al-Baqarah adalah punuknya Al-Qur'an dan ayat (ini) dikeluarkan dari bawah arsy, yaitu:
اللهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَالْحَىُّ الْقَيُّومُ
Artinya: Sedangkan surah Yasin adalah inti dari Al-Qur'an. Tidaklah seseorang yang membacanya dengan niat menginginkan Allah dan negeri akhirat melainkan ia akan diampuni. Bacakanlah ia pada orang-orang yang hendak meninggal di antara kalian. (HR. Ahmad: V/25, 26).
Keutamaan atau fadhilah surah Yasin tercantum dalam beberapa hadis, berikut diantaranya.
Hadits Riwayat Abu Daud
من قرأ سورة يس والصافات ليلة الجمعة أعطاه الله سؤله
Artinya:
“Barangsiapa membaca surah Yasin dan al-Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya.”
Al-Manawi menegaskan bahwa hadis ini tergolong hadits yang sanadnya terputus.
Berikut pendapat al-Manawi dalam kitabnya yang fenomenal, Faidhul al-Qadir, komentar atas kitab al-Jami’ al-Shaghir:
واعلم أن المتبادر إلى أكثر الأذهان أنه ليس المطلوب قراءته ليلة الجمعة ويومها إلا الكهف وعليه العمل في الزوايا والمدارس وليس كذلك فقد وردت أحاديث في قراءة غيرها يومها وليلتها ، منها ما رواه التيمي في الترغيب من قرأ سورة البقرة وآل عمران في ليلة الجمعة كان له من الأجر كما بين البيداء أي الأرض السابعة وعروبا أي السماء السابعة وهو غريب ضعيف جدا …الى أن قال...وخبر أبي داود عن الحبر من قرأ سورة يس والصافات ليلة الجمعة أعطاه الله سؤله وفيه انقطاع
Artinya:
“Ketahuilah bahwa yang terlintas di pikiran banyak orang, bahwa tidak ada bacaan yang dianjurkan di malam Jumat kecuali Surat al-Kahfi, membacanya sudah menjadi amaliah di beberapa surau dan madrasah. Anggapan demikian tidak benar. Sesungguhnya terdapat beberapa hadits tentang anjuran membaca surat selain al-Kahfi di malam dan hari Jumat. Di antaranya hadits riwayat al-Taimi dalam kitab al-Targhib, barangsiapa membaca surat al-Baqarah dan Ali Imran di malam Jumat, ia mendapat pahala sebesar sesuatu di antara bumi ketujuh dan langit ketujuh. Ini adalah hadits yang aneh dan sangat lemah. Dan hadits Imam Abu Daud dari al-Habr, barangsiapa membaca Surat Yasin di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya, di dalam hadits ini terdapat sanad yang terputus.” (Abdul Ra’uf al-Manawi, Faydl al-Qadir, juz 6, hal. 258)
Kemudian, Syekh Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan:
مَنْ قَرَأَ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ حم الدُّخَانَ وَيس أَصْبَحَ مَغْفُوْرًا لَهُ (أخرجه البيهقى فى شعب الإيمان وضعفه عن أبى هريرة وأخرجه أيضًا : أبو يعلى)
Artinya: “Barang siapa membaca di malam Jumat Surat Hamim ad-Dukhan dan surat Yasin maka Allah mengampuni-nya di pagi hari.”
Selain itu sebagian ulama juga mengatakan, kualitas sanad hadits tentang keutamaan bacaan Surat Yasin ini dhaif atau tergolong lemah.
Namun meski begitu, tetap dianjurkan dan isi kandungannya dapat diamalkan.
Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh para ulama bahwa selama bukan hadits maudlu’ atau palsu, maka hadits-hadits lemah boleh diamalkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan kebaikan.
Itulah penjelasan dari membaca surah Yasin.
Setiap Muslim sebaiknya budayakan untuk tidak mudah memvonis salah atau bid’ah.
Selain itu juga penting untuk diingat bahwa praktik keagamaan dapat bervariasi di antara individu dan budaya yang berbeda.
Disarankan langsung bertanya kepada ulama atau Ahli Agama Islam, agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahu’alam
(put)
Load more