Jakarta, tvOnenews.com--Peran Ayah dan Bunda dalam keluarga memang sangat mempengaruhi pola asuh pada anak.
Sebab setiap perkataan dan perilaku di Rumah bisa ditiru baik oleh anak-anak.
Namun, hal ini bertolak belakang dengan usia anak. Jika memasuki usia remaja sekitar 12 sampai 20 tahun cenderung akan lebih nurut kata teman.
Hal ini ternyata disadari oleh salah satu orang tua, dalam kelas dr Aisah Dahlan disiarkan di Youtube pecintadraisahdahlancht dikutip Jumat (30/8/2024). Satu orang tua bertanya soal 'Mengapa anak lebih mendengarkan dan peran teman sangat berpengaruh dalam hidup anak?.'
Mendengar pertanyaan itu, dr Aisah Dahlan katakan kalau anak mempunyai fase yang dipengaruhi lingkungan.
Tangkapan layar youtube
"Ada anak usia 15 tahun, tapi peran temannya lebih mempengaruhi hidupnya dan cenderung lebih nurut sama teman daripada orang tuaya?," tanya salah satu peserta kelas online.
"Saat ini jadi lebih membangkang, padahal anak aslinya itu penurut. Jadi kenapa anak lebih nurut pada temannya karena emang itu fasenya, sehingga ayah dan bunda harus tahu ya, ada fase-fase pengaruh lingkungan," kata dr Aisah Dahlan.
Dalam penjelasan dr Aisah Dahlan untuk fase pertama, kalau pada usia 0 hari sampai 6 tahun, anak cenderung masuk fase menggunakan kalimat 'Apa kata Ayah atau Apa kata Bunda'.
"Pada usia anak yang memasuki umur segitu tuh makanya anak kalau berdialog, 'kata bunda aku, kata ayah aku," tambahnya.
Sementara fase kedua pada usia 7 sampai 11 tahun, kata dr Aisah Dahlan anak cenderung menggunakan kata 'Apa kata bapak guru aku' atau 'kata ibu guru aku'.
"Lalu untuk usia 12 tahun sampai 20 tahun (fase ketiga) itu anak menggunakan kalimat 'Apa kata teman aku' gitu.
"Itu harus tahu orang tua, jadi kita paham memang fasenya," jelas de Aisah Dahlan.
Sehingga setiap orang tua harus memahami, anak memasuki fase yang mana. Sebab itu sudah terbentuk, dan disarankan untuk memakluminya.
Sebagaimana dalam islam orang tua dianjurkan untuk membimbing dengan baik, disampaikan dalam firmanNya:
Nabi Ya‘qub juga mengajarkan anaknya untuk senantiasa bersyukur dan tawakal pada Allah.
وَقَالَ يٰبَنِيَّ لَا تَدْخُلُوْا مِنْۢ بَابٍ وَّاحِدٍ وَّادْخُلُوْا مِنْ اَبْوَابٍ مُّتَفَرِّقَةٍۗ وَمَآ اُغْنِيْ عَنْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍۗ اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُوْنَ
Artinya: “Ia (Ya‘qub) berkata, “Wahai anak-anakku, janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda-beda. (Namun,) aku tidak dapat mencegah (takdir) Allah dari kamu sedikit pun. (Penetapan) hukum itu hanyalah hak Allah. Kepada-Nyalah aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya (saja) orang-orang yang bertawakal (meningkatkan) tawakal(-nya).” (QS Yusuf [12]ayat 67)
Lebih lanjut, wanita yang akrab disapa Ustazah ini juga katakan, saat anak usia masuk 21 sampai 30 tahun masuk fase keempat, anak cenderung menggunakan 'Itu kata saya'. Memang usia itu masuk pembentukan dan pengembangan kemampuan yaitu fase anak kuliah.
"Jadi kita harus sabar saja ya karena anak tadi baru 15 tahun kok, tapi kalau sampai orang tua juga ngeyel dan maksa ya susah ya. Tolong kita maklumi saja, karena memang fasenya dan kita jangan marahi atau labelkan anak itu pada hal yang menyakitkan," tegas dr Aisah Dahlan.
"Nanti 30 tahun lagi karena akan menjadi orang tua, jadi akan kembali pada kita," pesannya.
Dengan demikian, dr Aisah Dahlan sebagai Neuroparenting Skills ini, orang tua harus memaksimalkan saat usia anak masih 'Apa kata ayah dan bunda'.
"Tolong dioptimalkan dan lakukan pendekatan apada anak. Banyak kadang masalahnya, saat kita capeknya cari uang jadi fase nasihatnya lewat,"ucap dr Aisah Dahlan.
Kemudian, tidak lupa memilihkan Sekolah yang tepat karena akan mempengaruhi anak disaat fase 'Apa kata Ibu guru'. Hal ini juga berlaku untuk memilihkan lingkungan anak atau Rumah. (klw)
Waallahualam
Load more