tvOnenews.com - Shalat fardhu' memiliki waktu yang masing-masingnya telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Sesuai dalil Al-Quran melalui Surah An-Nisa ayat 103 mengenai ketetapan waktu shalat, Allah SWT berfirman:
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا
Artinya: "Apabila kamu telah menyelesaikan shalat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah shalat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin." (QS. An-Nisa, 4:103)
Namun, masih banyak orang meninggalkan shalat karena mempunyai alasan terlalu sibuk sehingga tidak mempunyai waktu ibadahnya.
Buya Yahya mengingatkan orang yang terlalu sibuk urusan dunia sehingga tidak mempunyai waktu shalat sedang dipengaruhi ini.
Ilustrasi sujud saat shalat. (Istockphoto)
Seperti apa Buya Yahya menjelaskan seseorang tidak shalat akibat tak mempunyai waktu? Mari simak di sini!
Dilansir tvOnenews.com melalui tayangan channel YouTube Al-Bahjah TV, Sabtu (31/8/2024), Buya Yahya menjelaskan tentang waktu shalat.
Buya Yahya mengungkapkan bahwasanya waktu shalat dalam satu hari memiliki lima waktu.
Waktu shalat yang menjadi kewajiban bagi umat Muslim di antaranya Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya.
Meski begitu, Buya Yahya menyayangkan orang yang tidak shalat selalu memberikan alasan tak memiliki waktu luang untuk beribadah.
"Hingga orang susah melakukan shalat alasan waktu biasanya. Padahal waktu cari duit dia perlu waktu," ungkap Buya Yahya.
Pria bernama asli KH. Yahya Zainul Ma'arif itu mengingatkan seseorang jangan pernah melontarkan keluhan tidak bisa shalat karena tak ada waktu.
Menurutnya, orang yang sibuk sehingga berucap rela meninggalkan shalat sangat berbahaya.
"Makanya jangan sampai ada orang mengatakan aduh saya terlalu sibuk tidak bisa shalat, bukan, tidak ada orang yang boleh berkata demikian," tegasnya.
Ia mengatakan sebenarnya waktu dalam mengerjakan shalat bisa diatur dan sibuk bukan menjadi alasan.
Ia menyampaikan jika seseorang mempunyai pandangan terlalu sibuk membuat shalat ditinggalkan maka sedang dipengaruhi kesombongan.
"Kesombongan dengan shalat mengucap kepada Allah mengatakan terlalu sibuk," tuturnya.
Tak hanya itu, Buya Yahya berpendapat bahwa, orang tersebut tidak bisa mengatur ibadahnya sebaik mungkin.
"Sadari bahwa kalau ada orang suka mengatakan waktunya sempit itu sebetulnya karena dia saja tidak pandai di dalam mengatur waktu dan memahami tentang waktu," jelasnya.
Ia membandingkan waktu shalat selalu dikalahkan dengan urusan lain yang dianggap penting.
Ia mencontohkan jika seseorang mengalami sakit perut sehingga harus buang air besar maka dipastikan bisa menggunakan waktu luangnya.
Sebaliknya, apabila seseorang mendapat perintah untuk mengerjakan shalat selalu memiliki alasan tidak mempunyai waktu karena sibuk.
"Pernah dia berkata wah saya enggak punya waktu, toilet, mohon maaf, harus berangkat ke toilet habis itu buang air kecil juga ke toilet akan pipis di celana tidak juga," imbuhnya.
"Bisa punya waktu yang padahal itu sudah dijadwalkan tidak masuk jadwal kerjanya dia dan dia bisa melakukannya," sambungnya.
Buya Yahya berasumsi bahwa, orang-orang yang sengaja meninggalkan ibadah dipicu tidak mempunyai waktu maka dipastikan tak pernah mendapat kerinduan untuk mengerjakan shalat.
Menurutnya, shalat adalah kewajiban sebagaimana ibadah untuk tiang agama umat Muslim sekaligus bekal amalan di akhirat kelak.
"Maka kalau ada orang mengatakan shalat lalu tidak punya waktu sebetulnya dia saja kurang rindu kepada shalat," terangnya.
"Seharusnya rindunya kepada shalat adalah melebihi daripada kerinduan dia terbebas dari sakit perutnya," lanjutnya.
"Lebih daripada kerinduan dia membebaskan dia daripada menahan buang air kecil dan seterusnya punya waktu setelah itu," tambahnya.
Kemudian, ia kembali mencontohkan banyak orang yang sengaja ingin mendapatkan waktu untuk urusan lain bukan ditujukan ibadah kepada Allah SWT.
Misalnya seseorang rela sudah memesan kamar untuk rawat inap di rumah sakit daripada mengutamakan mengatur waktu untuk shalat.
"Padahal dia oh saya sibuk enggak bisa, enggak bisa, eh awas kamu akan mengambil waktu dan harus bayar nginap di rumah sakit seminggu, bayar dia mau apa ayo? Seminggu bukan 1 jam, bukan 10 menit untuk shalat," paparnya.
"Kenapa juga mau begitu? Saya enggak mau sakit pengin sembuh akhirnya dia bayar, bayar lagi, bukan waktu mendapatkan uang tapi waktu menghabiskan uang bisa," sambungnya.
Menurutnya, orang yang mengeluh untuk shalat beralasan terlalu sibuk telah menjadikan waktu ibadahnya dibuat sempit.
Buya Yahya berharap agar seseorang yang mempunyai perspektif tersebut harus dirubah dan dapat mengatur waktu shalat dengan baik.
"Waktu itu seperti apa sih? Waktu kita itu sama 24 jam akan tapi cara mengolah kita, mengolah dengan manajemen waktu yang mengolah dengan perasaan kita, mengolah dengan pikiran kita sehingga waktu menjadi longgar," tandasnya.
Hal ini berdasarkan dalil Al-Quran dari Surah Al-Baqarah ayat 238 mengenai umat Muslim dianjurkan memelihara shalat, Allah SWT berfirman:
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ
Artinya: "Peliharalah semua shalat (fardhu) dan shalat Wusta. Berdirilah karena Allah (dalam shalat) dengan khusyuk." (QS. Al-Baqarah, 2:238)
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more