tvOnenews.com - Salat Tahajud adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Dilakukan di sepertiga malam terakhir, salat ini memiliki keutamaan yang luar biasa.
Tidak hanya sebagai bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga menjadi waktu yang sangat mustajab untuk berdoa dan memohon.
Menurut beliau, dengan istiqamah membaca zikir ini, hajat apapun yang diminta akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Tuhan kita turun setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir. Dia berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan. Dan siapa pari.id yang memohon ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa waktu sepertiga malam terakhir adalah waktu yang sangat istimewa untuk berdoa dan memohon kepada Allah SWT.
Ustaz Adi Hidayat menekankan bahwa dalam urusan kehidupan, baik hajat dan kebutuhan sehari-hari selalu meminta kepada Allah SWT.
Meskipun usaha dan ikhtiar duniawi tetap dilakukan, doa yang sesuai dengan tuntunan harus senantiasa menyertainya.
“Semua doa di Al Quran istimewa ada peruntukannya. Tapi ada salah satu ayat yang bisa memberikan inspirasi kepada kita, diterapkan di setiap kehidupan termasuk ketika akan berinteraksi dengan Al Quran. Doa ini tercantum di Quran surah Al Anbiya di ayat 87 sampai 88 pada kisah nabi Yunus,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Nabi Yunus AS menjadi contoh kesabaran bagi manusia yang sedang mendapat suatu masalah besar.
Saat ditelan ke dalam perut paus, Nabi memanjatkan sebuah doa. Doa inilah yang kemudian disebut sebagai doa Nabi Yunus.
Doa yang diamalkannya tersebut mengandung banyak keutamaan dan hikmah yang bisa diteladani setiap muslim.
Pasalnya, doa yang dipanjatkan Nabi Yunus AS tersebut dibacanya untuk memohon pertolongan dari Allah SWT agar diselamatkan dari ikan besar yang menelannya.
Nabi Yunus memanjatkan doa kepada Allah SWT yang terdapat dalam surah Al Anbiya ayat 87,
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn
Artinya: "Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim,”
Menurut Ustaz Adi Hidayat, mengamalkan doa ini baik dilakukan saat hendak berinteraksi dengan segala kebaikan termasuk dipermudah segala urusan.
“Nah ini dalamkan doa ini termasuk kalau kita ingin berusaha berinteraksi dengan kebaikan. Kayak kita misalnya mau coba menghafal Quran, mau coba membaca Quran dengan baik,” ucap Ustaz Adi Hidayat.
“Atau kita coba misalnya mendapatkan kesuksesan dalam pekerjaan atau kita mengatasi gangguan dalam kehidupan ini, masuk semuanya,” sambungnya.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan mengamalkan doa ini sebagai zikir penting untuk dipahami. Doa ini terdiri dari tiga kalimat yang selalu berkaitan dengan hidup umat manusia.
“Pertama Lailahaillallah ini dasar semua kehidupan. Dari kalimat inilah kita tercipta, dari kalimat ini kita diminta untuk beribadah. Jadi tujuan kita beribadah kepada Allah SWT untuk Lailahaillallah,” kata UAH.
“Hadirnya kita di sini hidup di dunia Lailahaillallah, bahkan orang berjuang jihad fisabilillah sampai wafat karena Lailahaillallah, bahkan kalau ada orang bisa mengucapkan Lailahaillallah di akhir hidupnya dijamin Nabi SAW masuk surga,” sambungnya.
Kemudian, UAH menjelaskan kata Subhanaka yang berasal dari kata Subhanallah yang memiliki makna tidak ada sesuatu yang setara dengan sifat-sifat Allah SWT.
“Karena itu ketika kita mengatakan Subhanallah, Ya Allah aku meyakini nggak ada Tuhan selain Engkau, nggak ada sifat-sifat yang layak kecuali apa yang telah Engkau tetapkan,” ujar Ustaz Adi.
“Aku mohon ampun Ya Allah, selama ini Innikuntu Minaz-zalimin, aku salah, aku katakan Tuhan hanya Engkau tapi aku kadang dipermudah dunia, aku ikut sesembahan dunia, aku salah ya Allah,” imbuhnya.
Ustaz Adi Hidayat menyebut, dengan mengamalkan doa ini setelah salat tahajud akan mempercepat hajat dan doa.
“Bangun malam tahajud, setelah itu istighfar dan baca dzikir ini. Tapi bukan sekedar dibaca, tapi dipahami maknanya,” terang Ustadz Adi Hidayat.
“Lihat ayat selanjutnya, huruf yang mengikat dua peristiwa dan berlangsung tanpa jeda. Peristiwa pertama berdoa, peristiwa kedua jawaban dari doa. Ketika Yunus AS memohon kepada Allah jawaban dari Allah langsung mengatakan ‘siapa yang mengucapkan doa tersebut kami akan jawab’,” tutupnya. (adk)
Load more