Menurutnya, media-media perlu menggencarkan edukasi dan pemahaman secara intensif kepada masyarakat terkait bencana yang dapat ditimbulkan akibat eksploitasi air tanah.
"Kita perlu terus disadarkan agar tidak terlalu mengandalkan air tanah. Namun, masyarakat juga perlu segera dicarikan solusi agar muncul kesadaran, antara lain lewat penetrasi media," ujar Ishaq Zubaedi Raqib, Minggu (1/9/2024) di Jakarta.
Edi, sapaan akrabnya, berharap media agar tidak bosan-bosan setiap saat mengedukasi dengan berbagai bentuk publikasi, baik grafis, tulisan, maupun video terkait krisis ekologis yang disebabkan oleh penggunaan air tanah yang berlebihan dan tidak diperkenankan oleh undang-undang.
"Bagi media-media, penting memberi pemahaman secara terukur, terpola dan masif kepada publik," tandasnya.
Selain juga perlu juga dibangun kesadaran lewat pintu agama, misal pendekatan hukum fiqih.
Sehingga hal ini bisa jadi panduan bagi tokoh-tokoh agama dalam memberi pemahaman terkait krisis lingkungan, yang bisa jadi problem dalam beribadah.
"Dalam komplek perumahan, ketika air dari sumur berdekatan dengan septiktank, itu potensial mengundang bakteri negatif seperti Escherichia coli atau E. coli. Bakteri ini potensial mengubah status air yang awalnya air mutlak (suci dan menyucikan), bisa tidak mutlak lagi. Sifatnya suci saja, tetapi tidak menyucikan, karena perubahan warna, rasa, dan bau," ujarnya.
Load more