Ia menyayangkan RS Medistra sekelas rumah sakit bertaraf internasional menerapkan kebijakan larangan menggunakan jilbab baik terhadap dokter maupun perawatnya.
Sebelumnya, Direktur RS Medistra Agung Budisatria turut memberikan pernyataan permintaan maaf atas pihaknya telah membuat kegaduhan melalui kebijakan melarang menggunakan jilbab.
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat isu diskriminasi yang dialami oleh salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen. Hal tersebut kini tengah dalam penanganan manajemen," jelas Agung Budisatria dalam keterangan tertulisnya dikutip, Selasa.
"Ke depan, kami akan terus melakukan proses kontrol ketat terhadap proses rekrutmen ataupun komunikasi, sehingga pesan yang kami sampaikan dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak," sambung Agung.
Sementara, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Ukhuwah dan Dakwah, Muhammad Cholil Nafis turut merespons klarifikasi dari Direktur RS Medistra.
Ketua MUI itu memberikan apresiasinya bahwa, pihak RS Medistra telah sigap memberikan klarifikasi atas dugaan adanya diskriminasi melalui larangan menggunakan jilbab.
"Minta maaf itu penting tapi lebih penting lagi adalah memastikan siapa yang wawancara itu yang melakukan diskriminasi," kata Cholil Nafis.
Load more