Jakarta, tvOnenews.com - Umar bin Khattab adalah khalifah kedua setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Tentu saja, dalam ceramah tentang Khalifah Umar bin Khattab, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan bahwa pemimpin memiliki tanggung jawab besar dalam memimpin umat dengan adil, bijaksana, dan sesuai dengan prinsip-prinsip agama.
Hal ini karena seorang pemimpin tidak hanya bertanggung jawab secara duniawi, tetapi juga bertanggung jawab di hadapan Allah SWT di akhirat nanti.
Selain itu, pemimpin juga harus menekankan keadilan, amanah, dan pelayanan terhadap masyarakat.
Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan apa yang telah Khalifah Umar bin Khattab lakukan saat menjadi pemimpin.
“Umar naik jadi khalifah, mencontoh nabi, inpeksi ke pasar, lihat apa yang terjadi di lapangan,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
“Jadi blusukan sudah dilakukan sejak dulu dan itu benar, namun tidak didokumentasikan,” lanjutnya.
Kemudian pernah satu ketika, saat Khalifah Umar bin Khattab berkeliling, ia mendengar ada seorang ibu sedang memasak batu dan pasir.
“Malam-malam saat ia keliling, ada seorang ibu sedang mendiamkan anaknya sedang tidur
anak tidur karena lapar,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Karena tidak ada makanan, ibu tersebut membuat manipulasi.
“Buat manipulasi, masukkan pasir, batu seakan-akan kasih isyarat mama sedang masak, kamu tidur aja,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Kemudian sambil pura-pura masak, ibu tersebut membuat syair yang menghina Khalifah Umar.
Syair itu akhirnya didengar oleh Khalifah Umar.
“Sambil masak, melantunkan syair duhai khalifah enak di istana rakyat sengsara, rakyat masak pasir dengan batu,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Mendengar hal itu, Khalifah Umar tersentak hatinya.
Bukan marah, ia langsung kembali ke Baitul Mal.
“Umar balik ke Baitul Mal, ia masukkan gandum ke karung, dia panggul sendiri,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Ajudan Khalifah Umar menawarkan untuk memanggulnya.
Namun Khalifah Umar tidak mau ia malah mengatakan.
“Jika ada anak kambing terpeleset saya yang dihisab,” kata Ustaz Adi Hidayat menirukan apa yang Khalifah Umar katakan.
Khalifah Umar kemudian datang ke rumah ibu itu sambil menggendong gandum.
“Bu ini saya ada gandum. Bahkan Khalifah Umar masakin,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
“Ketika mengerjakan itu dia tidak menyebutkan dia khalifah. Bahkan saat umar masak, si ibu masih menghina Umar, wahai umar enak-enak di istana yang datang orang lain” lanjutnya.
Namun mendengar itu, Khalifah Umar tidak marah.
Hal ini karena Khalifah Umar tahu bahwa tugas dia sebagai pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT.
Hal ini sebagaimana hadis berikut ini.
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin." (HR. Bukhari dan Muslim)
Pemimpin juga harus bersikap adil.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT berikut ini.
۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
Innallāha ya'murukum an tu'addul-amānāti ilā ahlihā, wa iżā ḥakamtum bainan-nāsi an taḥkumū bil-‘adl(i), innallāha ni‘immā ya‘iẓukum bih(ī), innallāha kāna samī‘am baṣīrā(n).
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. An Nisa Ayat 58).
Itulah contoh sifat pemimpin dari Umar bin Khattab yang sebaiknya dicontoh oleh setiap Muslim, dimana ia sering kali berjalan keliling Madinah di malam hari untuk mengetahui keadaan rakyatnya tanpa pengawalan.
Hal itu dilakukannya untuk memastikan kesejahteraan umat dan menegakkan keadilan, bahkan terhadap dirinya sendiri.
Wallahu’alam
Load more