Artinya: "Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (QS. An-Najm, 53:3-4)
Cara kedua, kita harus beradab saat ada penyebutan nama beliau dan hadits-haditsnya dan berbagai hal yang berkaitan dengan Rasulullah SAW.
Kita harus bersholawat dan bersalam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk adab yang dilakukan umat Muslim saat disebutkan nama beliau.
Meski Rasulullah SAW tidak membutuhkan sholawat kita tetapi kita harus menanamkan kecintaan dan adab melalui sholawat kepadanya.
Salah satu hadits dari Ali bin Abu Thalib RA menerangkan orang yang tidak bersholawat maka disebutkan sebagai orang pelit, begini bunyinya:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
Artinya: Dari Ali bin Abu Thalib RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang bakhil adalah orang yang apabila aku disebutkan di hadapannya maka ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku." (HR. At-Tirmidzi Nomor 3546)
Cara ketiga, kita harus mengikuti seluruh tuntunan diberikan oleh Rasulullah SAW.
Hal ini berdasarkan dalil Al-Quran dari Surah Ali Imran Ayat 31 terkait mengikuti Rasulullah SAW tanda menunjukkan kecintaan kepada-Nya, Allah SWT berfirman:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran, 3:31)
Maka, cara mengikuti tuntunan dianjurkan Nabi Muhammad SAW yang wajib dilakukan, yakni shalat, haji, umrah hingga ibadah lainnya, Rasulullah SAW bersabda:
Load more