tvOnenews.com - Hewan menjadi salah satu makhluk Allah SWT yang sadar akan adanya Tuhan.
Hewan merupakan makhluk hidup yang selalu memberikan pujian kepada Allah SWT meski bahasanya tidak diketahui oleh manusia.
Salah satu hadits menjelaskan bahwa, hewan tidak boleh disakiti karena bisa dilaknat oleh Allah SWT, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang menganiaya binatang, maka ia akan mendapat laknat dari Allah, malaikat, dan semua manusia." (HR. Thabrani)
Namun, almarhum Syekh Ali Jaber pernah menjelaskan saat seseorang didatangi hewan ini segera memperbanyak istighfar.
Almarhum Syekh Ali Jaber mengatakan adanya tanda dosa maksiat yang dibawa oleh hewan ini menjadi penyebab seseorang harus istighfar.
Bagi Anda merasa penasaran terkait hewan pembawa tanda dosa maksiat kepada seseorang, mari simak penjelasan almarhum Syekh Ali Jaber di sini.
Dinukil tvOnenews.com dari kanal YouTube Bagus Sugiharto, Jumat (13/9/2024), almarhum Syekh Ali Jaber membahas tentang hewan dan dosa maksiat.
Mulanya almarhum Syekh Ali Jaber menyampaikan bahwasanya Allah SWT sangat membenci dan tidak menyukai seseorang melakukan dosa maksiat.
Almarhum mantan Imam Besar Masjidil Haram itu menyayangkan masih banyak orang belum bisa meninggalkan larangan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Hal ini mengingatkan orang-orang tersebut selalu berbuat dosa maksiat yang dilarang oleh-Nya.
Lanjut, almarhum mantan Imam Besar Masjid Nabawi sejak 13 tahun itu menyebutkan setan berperan menggoda manusia agar berbuat dosa maksiat.
Ia berpendapat dosa maksiat seseorang tidak diampuni oleh Allah SWT lantaran orang tersebut selalu diganggu setan.
Almarhum Syekh Ali Jaber menyatakan setan mempunyai tugas tidak pernah berhenti agar manusia selalu berbuat dosa setiap waktu.
Namun, ia menyampaikan bahwa, dosa maksiat masih dapat diampuni oleh Allah SWT jika seseorang memilih benar-benar bertaubat.
Almarhum mantan juri Hafizh Indonesia itu menjelaskan Allah SWT masih belum mengampuni dosa maksiat seseorang dapat dirasakan dengan tanda ini.
Ia menuturkan tanda-tanda tersebut saat seseorang didatangi oleh hewan ini.
Ia mengatakan hal tersebut berangkat dari kisah seorang ulama bernama Hasan Al Bashri terkait kedatangan hewan ini.
Ia menceritakan adanya keunikan yang dimiliki Hasan Al Bashri, yakni dosa maksiat dapat diketahui oleh dirinya.
Ia menyebutkan Hasan Al Bashri mengetahui dosa maksiat dirinya diampuni atau belum dihapuskan oleh-Nya.
Almarhum Syekh Ali Jaber menjelaskan Hasan mampu melihat dosa maksiatnya dari hewan peliharaan yang digunakan sebagai kendaraan pribadinya.
Tak hanya itu, Hasan juga melihat perilaku istrinya sebagai cara mengetahui dosa maksiatnya belum atau sudah diampuni oleh Allah SWT.
Menurutnya, ketika hewan peliharaan memperlihatkan perilaku anehnya maka bisa melihat dosa maksiat yang dimiliki Hasan.
"Dia tahu apakah masih ada dosa maksiat dia melihat akhlak istrinya dan binatang," ucap almarhum Syekh Ali Jaber.
Ia menyatakan hewan peliharaan berperilaku aneh dan tidak stabil menunjukkan tanda dosa maksiat, yakni kuda dan unta.
Ilustrasi seorang pria memelihara hewan kuda dan unta. (Istockphoto)
Meski begitu, ia menegaskan dosa maksiat bukan berasal dari perilaku aneh ditunjukkan oleh kuda dan unta.
Ia menyebutkan perilaku aneh kuda dan unta sebagai ciri-ciri dosa maksiat tidak kunjung diampuni oleh Allah SWT.
"Bukan salah dia tapi dosa apa yang saya lakukan," katanya.
Almarhum Syekh Ali Jaber menambahkan bahwa, tidak hanya kuda dan unta saja melainkan seseorang bisa melihat dosa maksiatnya dari perilaku setiap hewan peliharaan.
Maka, ia berpesan seeorang harus memperbanyak istighfar dan segera bertaubat saat setiap hewan menunjukkan perilaku aneh secara terus menerus.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more