Jakarta, tvOnenews.com-- Memperingati Maulid Nabi secara umum dipahami bentuk perayaan bagi umat muslim.
Bahkan ada juga yang mengatakan itu, seperti ulang tahun Nabi Muhammad SAW. Mengapa? hal ini disampaikan oleh Ustaz Adi Hidayat.
Dalam satu momen ceramahnya yang diunggah kembali akun Tiktok kajian islam, dikutip Senin (16/9/2024).
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan kalau pemahaman Maulid Nabi sama halnya hari lahir Muhammad SAW itu bukan bentuk ulang tahun, apalagi disebut perayaan.
Lebih tepatnya, Maulid Nabi itu memperingati atau mengingatkan pada kelahiran Nabi terbaik yaitu Muhammad SAW untuk umat Muslim.
Sehingga sudah seharusnya, sebagai orang yang beragama Islam senang atau semangat menyambut hari spesial tersebut.
"Kalau disebutkan Maulid Nabi Muhammad SAW itu waktu kelahiran, awas hati-hati ada kemarin saya lihat tulisan begitu bersemangat," kata Ustaz Adi Hidayat.
dok.tangkapan layar YouTube
"Masyaallah panjang-panjang nulis ternyata salah paham itu (disebut) Maulid Nabi itu katanya ulang tahun. Itu bukan ulang tahun bukan peringatan ulang tahun," jelasnya.
"Maulid Nabi Muhammad SAW, kalau pakai peringatan itu pakai 'ied' ied idul milad ya. Artinya hari kelahiran atau peringatan Nabi Muhammad," terang Ustaz Adi Hidayat.
"Bukan ulang tahun, tapi kalau cuman Maulid itu waktu kelahirannya. awas hati-hati ya," sambungnya.
Sehubungan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, memang cukup sensitif dan memicu perdebatan. Ustaz Adi Hidayat pun menyadari itu dan meminta pahami makna kata Maulid.
"Kita mesti jeli dan detail dalam memahaminya, jika kalau disebutkan maulid itu waktu kelahirannya. Kalau disebutkan maulud itu arti nya bayi yang lahirnya atau bayi yang dilahirkan," ungkapnya menjelaskan.
"Jika terkait kata maulidun nabi, artinya waktu lahirnya nabi jelas ya, itu nggak ada hukumnya, karena itu waktu lahirnya nabi, bagaiman kita bisa melekatkan hukum (wajib/sunnah/dilarang)," terang Ustaz Adi Hidayat.
Menurutnya, itu sama saja keluar dari pemahaman Islam.
"Pengertian seperti maka anda keluar dari islam. kalau anda menentang Maulid Nabi artinya anda menentang kelahiran Nabi Muhammad SAW," pesannya.
"Jadi kalau anda menentang kata maulid atau maulud berarti anda musuh Nabi Muhammad SAW," ucap Ustaz yang akrab disapa UAH ini.
"Saya menerima, menerima kenapa? karena adalam bahasa itu artinya kelahiran Nabi Muhammad SAW," sambungnya.
Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan memperingati hari lahir atau Maulid Nabi Muhammad SAW untuk mengenang kelahiran Rasulullah.
Sekaligus juga jadi momentum menghayati ajaran-ajaran luhur yang disampaikan.
Menurutnya, Rasulullah SAW adalah teladan sempurna dalam berbagai aspek kehidupan, baik sebagai hamba Allah, pemimpin umat, hingga sebagai negarawan yang membangun masyarakat Madinah dengan prinsip keadilan, toleransi, dan kasih sayang.
"Peringatan Maulid Nabi SAW mengandung makna yang dalam bagi Indonesia. Sosok Rasulullah mengingatkan kita akan pentingnya persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman,” tegas Menag, dalam keterangannya. (Klw)
waallahualam
Load more