tvOnenews.com - Anak berasal dari salah satu bagian titipan Allah SWT kepada manusia yang harus dipelihara oleh para orang tua.
Anak juga merupakan karunia diberikan oleh Allah SWT untuk para orang tua yang tidak ternilai harganya.
Anak menjadi bagian generasi penerus umat yang harus ditumbuhkan potensi mereka melalui fitrahnya.
Namun, kebanyakan orang sudah menikah berpuluhan tahun belum juga mendapat karunia anak oleh Allah SWT.
Hal ini membuat mereka belum juga merasakan keturunan sebagai generasi penerus dan membantu di akhirat kelak dari doa dilantunkan oleh anak.
Meski begitu, Buya Yahya mengungkapkan bagi orang yang sudah menikah sebaiknya membaca doa ini agar dikaruniai anak dan segera mendapat keturunan.
Ilustrasi seorang anak kecil melantunkan doa setelah shalat. (Istimewa)
Dikutip tvOnenews.com melalui tayangan channel YouTube Buya Yahya, Selasa (17/9/2024), pengasuh LPD Al Bahjah, Cirebon itu membahas tentang keturunan.
Mulanya Buya Yahya menjelaskan keturunan sebagai anugerah terindah yang diharapkan oleh para orang tua.
Buya Yahya memahami banyak orang tua menginginkan anak agar amal salehnya dapat membantu mereka menuntun untuk masuk surga.
Hal ini berdasarkan salah satu hadits menerangkan anjuran mereka untuk menikah agar memperoleh keturunan anak, Rasulullah SAW bersabda:
"Nikahilah wanita-wanita yang kalian cintai dan (wanita-wanita tersebut) berpotensi untuk memiliki banyak anak. Karena sesungguhnya aku (akan merasa bahagia) karena banyaknya umatku dibandingkan umat-umat lainnya." (HR. Abu Dawud)
Lanjut, pendakwah karismatik asal Blitar itu menuturkan bacaan doa yang dimaksud adalah Doa Nabi Zakaria AS.
Ia menyebutkan kalangan masyaikh selalu memberikan ajaran kepada orang-orang yang belum mempunyai keturunan untuk selalu membaca Doa Nabi Zakaria AS.
"Ini sebagian para masyaik bertafaul meniru doanya Sayyidina Zakaria kalau ketemu orang enggak punya anak sehingga suruh baca ini," ungkap Buya Yahya.
Namun, Buya Yahya mengingatkan anjuran membaca Doa Nabi Zakaria bukan sebagai pendidikan atau ilmu pengetahuan agar meraih anak.
Ia menganggap saat Nabi Zakaria AS meminta keturunan selalu membaca ayat khusus yang diamalkan oleh beliau.
"Akan tapi setahu kami itu bukan pendidikan dari nabi untuk membaca ini, tapi itu Sayyidina Zakaria membaca ayat ini," tuturnya.
"Membaca doa ini di hadapan Allah akan diberi seorang anak," sambungnya.
Pendakwah usia 51 tahun itu menyampaikan bacaan Doa Nabi Zakaria AS terletak pada Surah Al-Anbiya Ayat 89 dan Surah Ali Imran Ayat 38.
وَزَكَرِيَّآ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ ۚ
Bacaan Latin: Wa zakariyyaa iz naadaa rabbahuu rabbi laa tazarnii fardaw wa anta khairul-waarisiin(a).
Artinya: "(Ingatlah) Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris." (QS. Al-Anbiya, 21:89)
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗ ۚ قَالَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ
Bacaan Latin: Hunaalika da‘aa zakariyyaa rabbahuu qaala rabbi hab lii mil ladunka zurriyyatan tayyibah(tan), innaka samii‘ud-du‘aa'(i).
Artinya: "Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." (QS. Ali Imran, 3:38)
Buya Yahya menjelaskan dari makna kandungan Surah Al-Anbiya Ayat 89 bahwa Nabi Zakaria AS merasa khawatir jika tidak mempunyai keturunan.
Ia memaparkan Nabi Zakaria AS ingin mempunyai keturunan selama di kehidupannya.
Ia berpendapat bahwa, warisan terbaik agar diberikan keturunan hanya Allah SWT Yang Maha Pemberi anak kepada beliau.
Pendakwah itu menyebutkan jika Nabi Zakaria AS wafat maka harus ada sosok yang menggantikan untuk berdakwah mengacu kepada keturunan anaknya.
"Maksudnya mewarisi apa yang diwarisi dan mewarisi itu kaidahnya yang diwarisi itu pasti meninggal, yang mewarisi tidak," jelasnya.
"Berarti yang mewarisiku adalah orang yang hidup setelahku," sambungnya.
Meski demikian, Buya Yahya menyatakan anak-anak dijadikan sebagai warisan para orang tua mereka kelak akan kembali kepada Allah SWT.
"Maka yang mewarisi dan tidak akan mati hanya Allah," tegasnya.
Ia mengingatkan warisan yang diberikan bukan berarti Allah SWT membutuhkan mereka melainkan hanya Dia yang berhak untuk menentukan hamba-Nya memiliki keturunan.
"Waris yang mewarisi seolah-olah dia hidup setelah yang diwarisi meninggal," terangnya.
"Tapi dia pun pada akhirnya juga meninggal di warisi yang lainnya," lanjutnya.
Menurutnya, warisan berupa keturunan anak sebagai salah satu bentuk agar manusia menanamkan kecintaan kepada Allah SWT.
Ia berasumsi jika seseorang menanamkan keyakinan dan selalu berprasangka baik maka Allah SWT akan memberikan keturunan kepada mereka.
"Ini adalah tentang membangun keyakinan dan prasangka baik kepada Allah dengan contoh-contoh yang seperti itu," tuturnya.
Dari Doa Nabi Zakaria AS, Buya Yahya menyatakan saat seseorang meminta hajat tidak perlu ragu mengungkapkannya kepada Allah SWT melalui doa.
"Tentunya didahulukan sunatullah dulu dong karena Sayyidina Zakaria juga menyadari istrinya adalah perempuan yang tua dan sudah mandul, bagaimana harusnya? Ada kesadaran," jelasnya.
"Bahwasanya sunatullah itu penting tapi setelah itu di samping sunatullah sudah dijalankan apa yang Allah berlakukan maka setelah itu memohon kepada Allah," sambungnya.
Buya Yahya menerangkan pembahasan Doa Nabi Zakaria AS sebagai meminta keturunan harus disesuaikan dengan keadaan.
Misalnya seorang perempuan meminta hajat untuk memperoleh keturunan masih belum menikah hanya sia-sia.
"Jangan ada setelah ini ada orang berkata perempuan nangis tiap malam di Mihrab shalat 'Ya Allah berikan aku anak' tapi enggak mau menikah," katanya.
"Jalani dulu sunatullah menyadari ini Sayyidina Zakaria," tandasnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more