Jakarta, tvOnenews.com - Belum juga tuntas kasus perundungan atau bullying yang menimpa dunia kedokteran, kini kasus serupa kembali terjadi di dunia pendidikan.
Dugaan bullying kali ini terjadi di Binus School Simprug.
Apalagi sebelumnya, kasus bullying hingga membuat seorang dokter nekat bunuh diri.
Kasus Bullying Kini Terjadi di Binus Simprug, Ustaz Adi Hidayat Minta Lekas Hentikan Karena Itu Hancurkan Mental dan Masa Depan Generasi Bangsa (Sumber: Istimewa)
Dalam video yang diunggah di kanal YouTubenya, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan kepada seluruh generasi bangsa untuk ingat bahwa dirinya sedang disiapkan menjadi generasi emas.
“Kita harus punya kesadaran bahwa kita ini adalah orang-orang yang diharapkan menjadi generasi emas untuk membangun bangsa ini,” jelasnya.
“Tolong diingat itu baik-baik,” lanjutnya.
Maka dari itu, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan agar setiap anak yang sedang menempuh pendidikan dimana jenjang mana saja, diharapkan sadar akan hal ini.
“Tanamkan pada diri kita kita ini generasi emas yang sedang dipersiapkan untuk memakmurkan bangsa,” pesannya.
“Bukan konteks membangun lagi konteks kemerdekaan sudah diraih konteks pembangunan dilaksanakan sampai dengan kini,” lanjutnya.
Generasi muda yang saat ini sedang di dunia pendidikan adalah anak bangsa yang akan memakmurkan negeri ini.
“Nanti ada konteks kemakmuran yang harus kita capai bisa kita raih karena tantangan di masa depan itu tidak mudah,” tandasnya.
Oleh karena itu, Ustaz Adi Hidayat memohon untuk menghentikan bullying.
Hal ini karena bullying menghancurkan inti dari seorang manusia.
“Karena itu bila bullying ini tidak dihentikan tidak distop maka akan sangat berpotensi menghancurkan mental,” ujarnya.
“Bullying akan merubah karakter dan ini yang sangat berbahaya,” lanjutnya.
Kasus Bullying Kini Terjadi di Binus Simprug, Ustaz Adi Hidayat Minta Lekas Hentikan Karena Itu Hancurkan Mental dan Masa Depan Generasi Bangsa (Sumber: ANTARA)
Ustaz Adi Hidayat kemudian mengingatkan, tiga aspek dalam fisik yang harus diingat setiap manusia.
“Jika kita ambil dalam tiga aspek, aspek fisik, aspek intelektual, aspek mental spiritual. Di dalam kekuatan mental ini ada kekuatan spiritual,” ujarnya.
Bullying yang kini marak telah menghancurkan aspek mental dan ini sangat bahaya.
“Nah bullying ini langsung menghancurkan ke bagian inti yang paling dalam yaitu aspek mentalitas,” ujarnya.
Jika mental sudah hancur Ustaz Adi Hidayat mengingatkan, meski cerdas maka akan sangat berbahaya.
“Jadi kalau mentalnya hancur Orang cerdas pun bisa tidak akan punya fungsi,” ujarnya.
“Kalau mentalnya hancur orang yang kuat pun kekuatannya tidak akan pernah tampil,” lanjutnya.
Maka dari itu, Ustaz Adi Hidayat memohon agar semua pihak bisa kerjasama dalam menghentikan bullying dimanapun.
“Oleh karena itu tidak ada manfaatnya bullying ini ya. Sekali lagi Tidak ada manfaatnya bullying ini dan dampaknya akan sangat besar,” tandasnya.
“Bullying ini punya dampak yang sangat bahaya, menjatuhkan menghancurkan bukan hanya menjatuhkan personal tapi juga instansi dan keluarga,” ujarnya.
Bahkan bullying juga akan memutus masa depan dari korban atau pun pelaku.
“Adik-adikku teman-temanku bukan hanya menjatuhkan personal tapi ini memutus masa depan,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
“Mentalnya hancur karena hanya ada kebiasaan yang dipertahankan,” lanjutnya.
Oleh karenanya, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan kepada semua generasi bangsa untuk hilangkan kasus bullying.
“Sekali lagi bagi adik-adikku di tingkatan berbagai jenjang institusi pendidikan tidak perlu membuktikan kehebatan dengan membuli orang lain,” ujarnya.
Daripada melakukan bully lebih baik semangat belajar dan kemudian bangun daerahnya masing-masing.
“Buktikan saja dengan meningkatkan semangat kita untuk belajar setelah itu tanamkan rasa untuk mengabdi kembali ke daerah masing-masing bangun daerahnya dengan semua profesi yang berbeda-beda,” sarannya.
“Kalau setiap daerah bisa menghasilkan putra daerah yang hebat sekolah balik membangun lagi lalu diintegrasikan kita akan cepat makmurnya,” lanjutnya.
Namun jika generasi bangsa sering berkelahi maka pasti karakter yang buruk yang akan diciptakan.
“Karena itu stop bullying, stop perundungan,” nasihat Ustaz Adi Hidayat.
“Saatnya kita buktikan Keinginan kita untuk tampil dengan meningkatkan pengetahuan yang benar di atas kepintaran kita,” lanjutnya.
Ustaz Adi Hidayat sebenarnya lebih khawatir jika bullying sudah sistematis.
“Juga dikhawatirkan kalau ini kemudian menjadi sesuatu yang terstruktur sesuatu yang sistematis sesuatu yang masif,” ujarnya.
“Atau sering kali dikenal dengan TSM yang melibatkan banyak unsur ini yang tentunya mesti banyak menjadi perhatian utama untuk diselesaikan,” sambungnya.
Ustaz Adi Hidayat kemudian mengingatkan kepada semua pihak agar lakukan pengawasan yang lebih ketat.
“Saya kira harus menjadi prioritas untuk bisa dituntaskan diselesaikan dan diberikan satu ruang oleh seluruh stakeholder ini dalam bentuk pengawasan yang efektif,” sarannya.
“Sehingga ini bisa ditekan dan dihilangkan khususnya dalam dunia pendidikan yaitu praktik bullying praktik perundungan baik itu antar sesama siswa,” lanjutnya.
Ustaz Adi Hidayat juga mengakui cukup banyak yang konsultasi atau meminta masukan mengenai kasus bullying.
“Kekhawatiran menyampaikan permohonan untuk bisa memberikan satu macam bentuk arahan atau mungkin juga tausiah dikenal dalam dunia dakwah ya dan juga satu bentuk pencerahan di dunia pendidikan,” jelasnya.
Maka dengan video yang diunggahnya itu, Ustaz Adi Hidayat berharap semua insan pendidikan tergugah hatinya.
Ustaz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa peran keluarga sangat penting dalam membentuk karakter anak.
“Tentu akan nyambung lagi nih ke pendidikan berkeluarga ya dulu kan kita itu masih luar biasa tersambungnya ya ada pendidikan berkeluarga pendidikan antar RT, kemudian pendidikan di RW dan sebagainya. Ini ada yang hilang ada yang hilang di dunia pendidikan kebangsaan kita,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Oleh karenanya, Ustaz Adi Hidayat berharap budaya luar negeri yang tidak sama jangan sampai dibawa ke masyarakat.
“Seharusnya kita kanan meriset budaya kita bagaimana karakteristik masyarakat kita seperti apa lalu bagaimana sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kita,” ujarnya.
“Dulu waktu kita masih punya PMP PPKN, pendidikan bernegaranya pendidikan spiritual ada akidah akhlak dan sebagainya kita gak pernah dapatkan seperti ini,” ujarnya.
“Hal-hal terkait fisikal itu sangat gentel sekali ada ruangnya ada berbagai fasilitasnya bisa disalurkan baik dalam bentuk olahraga dan sebagainya itu menjadi hal yang sangat lumrah,” tandasnya. (put)
Load more