tvOnenews.com - Sholawat Nabi mengandung bacaan doa dan memberikan pujian kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Sholawat Nabi juga memuji keluarga dari Nabi Muhammad SAW selain ditujukan kepada beliau.
Sholawat Nabi mengacu pada perspektif umum sebagai bentuk kemuliaan, kesejahteraan, serta ibadah selain memuji Nabi Muhammad SAW.
Biasanya umat Muslim melantunkan sholawat Nabi dengan cara membaca seperti zikir secara khusus.
Tak hanya itu, banyak orang juga sampai menyanyikan dalam bentuk syair saat melantunkan sholawat Nabi.
Ilustrasi mengamalkan sholawat Nabi. (Istimewa)
Dari berbagai cara tersebut ternyata masih ada yang melakukannya seperti ini saat membaca sholawat Nabi.
Hal itu menjadi sorotan bagi Buya Yahya terkait orang-orang membaca sholawat Nabi menggunakan cara keliru.
Dikutip tvOnenews.com melalui unggahan video pendek YouTube Buya Yahya, Minggu (22/9/2024), pengasuh LPD Al Bahjah, Cirebon itu membahas tentang sholawat Nabi.
Mulanya Buya Yahya menjelaskan keutamaan sholawat Nabi sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Buya Yahya mengatakan umat Muslim sedang memberikan penghormatan saat membaca sholawat Nabi diterangkan dalam dalil Al-Quran dari Surah Al-Ahzab Ayat 56, Allah SWT berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab, 33:56)
Buya Yahya juga menegaskan seorang Muslim mengamalkan sholawat Nabi maka akan dibalas oleh Allah SWT dengan lantunan serupa.
"Dengan bersholawat kepada Rasulullah, Allah sholawat kepada kita," ungkap Buya Yahya.
Dari salah satu hadits menjelaskan Allah SWT membalas sholawat kepada hamba-Nya sebanyak 10 kali bagi yang mengamalkan sholawat Nabi, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa bersholawat kepadaku sekali, Allah memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali." (HR. Muslim)
Lanjut, pendakwah karismatik asal Blitar itu menyampaikan bahwa seseorang akan selalu diterangkan dengan cahaya.
Menurutnya, Allah SWT menjaga hamba-Nya selalu melantunkan sholawat Nabi agar terhindar dari kegelapan.
"Sholawat Allah mengeluarkan kita dari kegelapan," katanya.
Namun, Buya Yahya menyayangkan masih banyak orang yang keliru ketika mengucap sholawat Nabi.
Ia menyampaikan kekeliruan tersebut terletak pada adab yang dilakukan dengan cara salah.
Pengasuh LPD Al Bahjah, Cirebon itu mencontohkan sholawat Nabi memberikan keutamaan untuk pembekalan di akhirat kelak.
Ia menuturkan masih banyak yang menyertakan tujuan mendapat keutamaan dengan urusan dunia.
"Cuma adab kita jangan menjadikan urusan akhirat dengan urusan dunia," ucapnya.
Ia menyebutkan seseorang yang adabnya telah keliru diambil dari contoh ingin meraih keutamaan rezeki setelah mengerjakan shalat sunnah Dhuha.
Ia berpendapat cara meminta kaya setelah shalat Dhuha maka dipastikan adanya kekeliruan berasal dari adab orang tersebut.
"Saya shalat Dhuha pengin duit kurang adab, biar pun mintanya kepada Allah," jelasnya.
Buya Yahya memahami banyak orang tertarik dengan kenikmatan dunia sebagai alasan segala hajatnya ingin diterima melaluiu rutin pengamalan sholawat Nabi.
"Kalau Anda melihat gebyar dunia jangan Anda tancapkan di hati Anda," tuturnya.
Ia kembali mencontohkan orang berdoa meminta hajat ingin meraih sesuatu saat rutin mengamalkan sholawat Nabi adalah cara yang keliru.
"Malah sholawatan 'Ya Allah ini mobil bagus Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad. Semoga saya dapat'. Lah itu Anda menancapkan dunia di hati Anda," paparnya.
Pendakwah bernama asli KH Yahya Zainul Ma'arif itu mengingatkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan cara tersebut saat umatnya bersholawat kepada beliau.
Ia pun mengambil penjelasan dari Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim terkait ajaran Rasulullah SAW terkait cara membaca sholawat Nabi.
"Kalau Anda menginginkan untuk kemuliaan keluarga saya, pengin punya mobil keluarga saya, tapi nabi ngajari bahasanya Allahumma dalam hadis Bukhari dan Muslim," ungkapnya.
Buya Yahya menjelaskan isi dalam hadits tersebut bahwasanya kehidupan tidak kekal dan tujuan sesungguhnya mengacu pada akhirat.
"Allahumma la Aisya illa aisul akhirati fansiril Anshar Wal muhajirat 'Ya Allah tidak ada kehidupan sesungguhnya kecuali kehidupan akhirat'," jelasnya sambil mengutip isi haditsnya.
Pendakwah itu menjamin seseorang tidak selalu menyertakan dunia dan pengamalan sholawat Nabi hanya untuk kebutuhan di akhirat kelak.
"Malah dibalik supaya hati kita tidak kagum dengan gebyar dunia," imbuhnya.
Buya Yahya menegaskan kekeliruan cara dengan menyertakan dunia sebaiknya dihindari lantaran bukan berasal dari ajaran Nabi Muhammad SAW.
"Jadi malah ditancapkan di hati enggak begitu, nabi ditepis jangan sampai kebutuhan dunia masuk hati kita," tandasnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more