tvOnenews.com - Mandi junub menjadi bagian salah satu menyucikan diri agar ibadah shalat tetap sah.
Jika seseorang menjalankan shalat tanpa mandi junub dalam keadaan tubuh tidak suci dipastikan amalan ibadah tidak sah atau ditolak oleh Allah SWT.
Biasanya seseorang sebelum menjalankan shalat melakukan mandi junub setelah hubungan intim atau keluar air mani.
Namun, kebanyakan orang sudah menyempatkan mandi junub tetapi ibadah shalat mereka tetap tidak sah.
Gus Baha pernah menyampaikan ada dua penyebab ibadah shalat tidak sempurna atau belum diterima meski sudah mandi junub.
Ilustrasi persiapan mandi junub sebelum menjalankan ibadah shalat. (Istockphoto)
Seperti apa Gus Baha menerangkan terkait penyebab mandi junub belum sempurna membuat shalat tidak sah? Mari simak di sini agar tidak salah tafsir.
Dikutip tvOnenews.com melalui unggahan Instagram @kajian.gusbaha, Minggu (22/9/2024), Gus Baha membahas tentang mandi junub dalam suatu ceramah.
Pria bernama asli KH Ahmad Bahauddin Nursalim itu menjelaskan penyebab mandi junub tidak sempurna karena diliputi dua hal.
Gus Baha mengatakan dua hal ini sangat sepele dilakukan tetapi berdampak terhadap ibadah seseorang.
Misalnya seseorang ingin membaca ayat suci Al-Quran atau shalat untuk menghadap kepada Allah SWT.
Hal ini membuat Gus Baha mengingatkan seseorang harus mengetahui tata cara mandi junub yang benar agar ibadahnya sempurna.
Ia menyebutkan tata cara mandi junub sudah dijelaskan dalam agama Islam.
Ahli tafsir itu mengingatkan agar dua hal ini harus dihindari agar ibadah shalatnya tidak sia-sia.
Gus Baha menyatakan dua hal menjadi penyebab mandi junub tidak sah meliputi penggunaan sabun dan sampo.
"Dua hal tersebut adalah sabun dan sampo," ungkap Gus Baha.
Ia mencontohkan saat ada sisaan air mani menempel di tubuh langsung disiram oleh air.
Menurutnya, air bersih yang mengenai air mani tersebut akan mengubah kandungannya.
"Misalnya ada orang junub, terus ada sisa-sisa mani langsung dia mandi junub disiram, kan air yang melewati mani tadi," jelasnya.
"Potensinya menjadi mutaghoyyir (berubah) karena mani tadi," lanjutnya.
Pria usia 53 tahun itu menuturkan bahwasanya Islam mengajarkan segala sesuatu air yang dipakai mandi junub tidak boleh berubah dari segi kadarnya.
Terutama air bersih yang mengalir ke seluruh badan harus memiliki kadar semestinya atau tidak boleh berubah.
"Syaratnya mandi atau wudhu itu jangan ada di badan sesuatu yang merubah air, misal sabun dan sampo," terangnya.
Lanjut, Gus Baha menjelaskan biasanya seseorang setelah hubungan intim sampai keluar air mani langsung menggunakan sampo.
Menurutnya, penggunaan sampo tersebut dapat mengubah air bersih yang dipakai untuk mandi junub.
"Makanya kayak orang mandi junub itu banyak yang salah, jadi satu ciduk air langsung pakai sampo," tuturnya.
Ia menyatakan hadas besar dipastikan tidak akan bisa hilang saat seseorang langsung menggunakan sampo setelah air mengalir ke tubuh.
Hal ini mengingatkan sampo yang dipakai akan tercampur dengan air mani saat mengenai seluruh tubuh.
"Berarti semua air ini tidak bisa menghilangkan hadas besar, karena posisi air yang ke seluruh tubuh berbau sampo atau air mani," jelasnya.
Lanjut, penceramah asal Rembang itu membagikan tata cara mandi junub yang benar dalam ajaran agama Islam.
Ia menganjurkan agar kesempurnaan mandi junub didapatkan maka seeorang harus menyelesaikan mandi besarnya lebih dulu.
Ia menyebutkan tidak ada batasan seseorang membaca niat mandi junub karena bisa dilakukan dimana pun.
"Ketika waktu mandi junub dari kepala, yasudah kepala itu awwalul gushli," imbuhnya.
"Kalau kamu siram wajah dulu, ya wajah awwalul gushli," sambungnya.
"Pokoknya yang setiap bersamaan niat, awwalul fardhi, paham ya," tambahnya.
Gus Baha menganjurkan jika ada air mani yang masih menempel sebaiknya dibersihkan sejak awal sebelum memulai mandi junub.
Ia menyampaikan hal tersebut agar air yang mengalir tidak tercampur dengan mani lantaran sudah dibersihkan sebelum mandi junub.
Ia meyakini apabila air mani tidak dibersihkan maka berpotensi mandi junub tak sah atau ditolak oleh Allah SWT.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more