Jakarta, tvOnenews.com - Surga Adn adalah salah satu surga yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis.
Dalam Islam, surga Adn merupakan tempat yang sangat mulia dan dipersiapkan untuk hamba-hamba Allah yang taat dan bertakwa.
Surga Adn dijelaskan sebagai tempat tinggal yang penuh dengan kenikmatan abadi.
Berikut bacaan, Arab, Latin, arti dan tafsir dari Surah Al Fatir Ayat 33.
جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا يُحَلَّوْنَ فِيْهَا مِنْ اَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَّلُؤْلُؤًا ۚوَلِبَاسُهُمْ فِيْهَا حَرِيْرٌ
Jannātu ‘adniy yadkhulūnahā yuḥallauna fīhā min asāwira min żahabiw wa lu'lu'ā(n), wa libāsuhum fīhā ḥarīr(un).
Artinya: (Balasan mereka di akhirat adalah) surga ‘Adn yang mereka masuki. Di dalamnya mereka dihiasi gelang-gelang dari emas dan mutiara. Pakaian mereka di dalamnya adalah sutra.
Dilansir dari Qur’an Kemenag, dalam Surah Al Fatir ayat 33 Allah SWT menerangkan pahala yang akan diterima orang mukmin di atas yakni surga ‘Adn, tempat tinggal abadi buat selama-lamanya, yang akan mereka diami kelak di akhirat ketika mereka telah menghadap Allah.
Mereka dianugerahi perhiasan dari emas dan pakaian dari sutra.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
تَبْلُغُ الْحِلْيَةُ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ حَيْثُ يَبْلُغُ الْوُضُوْءُ. (رواه البخاري)
Sebagian dari orang mukmin itu akan memperoleh perhiasan (di surga) diletakkan pada anggota badan yang terbasuh (air) wudhu. (Riwayat al-Bukhari)
Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ، أَنَّ أَبَا أُمَامَةَ حَدَّثَ أَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَهُمْ وَذَكَرَ حُلِيَّ أهلِ الْجَنَّةِ، فَقَالَ: مُسَوَّرُوْنَ بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، مُكَلَّلَةٌ بِالدُّرِّ وَعَلَيْهِمْ اَكَالِيْلُ مِنْ دُرٍّ وَيَاقُوْتٍ مُتَوَاصِلَةٍ، وَعَلَيْهِمْ تَاجٌ كَتَاجِ الْمُلُوْكِ شَبَابٌ حُرْدٌ مُرْدٌ مُكْحَلُوْنَ. (رواه ابن أبي حاتم)
Dari Abū Hurairah r.a. bahwa Abu Umamah meriwayatkan hadis bahwa Rasulullah mengatakan kepada para sahabat, dan menyebutkan perhiasan penghuni surga. Beliau berkata,
“Mereka diberi gelang emas dan perak yang bertatahkan mutiara, mereka juga memakai mahkota dari mutiara yāqūt yang bersambung. Mereka memakai mahkota seperti mahkota raja-raja. Mereka muda-muda, tidak berjenggot dan berkumis, dan mata mereka bercelak. (Riwayat Ibnu Abi Hatim)
Atas anugerah Allah yang berlipat ganda itu, mereka memuji kebesaran-Nya dan bersyukur atas keselamatan mereka dari kesedihan dan kepedihan. Ibnu ‘Abbās mengartikan kesedihan (ḥazan) itu dengan api neraka, karena kepedihan akibat dosa atau kepedihan akibat hebatnya siksaan di padang mahsyar.
Lepasnya mereka dari segala siksaan dan ketakutan adalah semata-mata karena ampunan Allah bagi orang yang berbuat kesalahan (dosa) dan balasan syukur bagi orang yang selalu menaati-Nya.
Diriwayatkan dalam sebuah hadis dari Ibnu Umar dimana Nabi Muhammad saw bersabda:
لَيْسَ عَلَى اَهْلِ لَا اِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْشَةٌ فِى الْمَوْتِ فِى قُبُوْرِهِمْ وَلَا فِى نُشُوْرِهِمْ وَكَاَنِّى بِأَهْلِ لَا اِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ يَنْفُضُوْنَ التُّرَابَ عَنْ رُؤُوْسِهِمْ وَيَقُوْلُوْنَ: اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ اِنَّ رَبَّنَا لَغَفُوْرٌ شَكُوْرٌ. (رواه الطبراني عن ابن عمر)
Orang (yang selalu mengucapkan), “Lā ilāha illallāh” tidak akan merasa kesepian di dalam kematiannya, di dalam kuburnya, dan juga pada hari Kebangkitan. Seolah-olah aku berada dengan mereka di mana mereka membersihkan kepalanya dari tanah/debu, dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah melenyapkan kedukaan dari kami! Sesungguhnya Tuhan kami Maha Pengampun lagi Maha Penerima syukur.” (Riwayat aṭ-Ṭabrānī dari Ibnu ‘Umar)
Ringkasnya, mereka terlepas dari segala ketakutan dan siksaan yang telah diancamkan pada orang-orang yang berdosa akibat bisikan dan rayuan setan ketika hidup di dunia ini.
Wallahu’alam
Load more