Jakarta, tvOnenews.com - Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengutuk "pembantaian rutin" yang terjadi di Ukraina dan Timur Tengah.
Ia juga mendesak masyarakat internasional untuk tidak terus bungkam.
Sanchez kemudian menekankan perlu adanya penegakkan hukum internasional demi tercapainya perdamaian di kedua kawasan, ujarnya saat berbicara dalam upacara pemberian penghargaan yang diadakan koran La Vanguardia pada Senin (1/10/2024).
"Jika masyarakat internasional tetap diam, kami akan semakin bersuara untuk membela hukum dan perdamaian internasional," tandas Sánchez, sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency.
"Mereka yang membenci demokrasi menindasnya di mana-mana," lanjutnya.
Ia mengajak seluruh pihak untuk melangkah maju dalam membela demokrasi.
"Kita hidup di bawah serangan kebohongan yang tiada henti. Musuh demokrasi tidak menghormati aturan apapun. Dalam menghadapi tantangan ini, kita harus melangkah maju dan membela demokrasi,” tandasnya.
Spanyol adalah salah satu negara di benua Eropa yang memutuskan untuk mengakui Negara Palestina sebagai dukungan bagi proses perdamaian dengan Israel.
Sebagaimana kita tahu, serangan militer Israel masih terus terjadi di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu, meskipun resolusi Dewan Keamanan PBB mendesak gencatan senjata segera.
Bahkan sejak 23 September, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon dengan alasan membasmi Hizbullah, yang mengakibatkan tewasnya 1.057 jiwa dan melukai 2.950 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Serangan udara Israel itu menyebabkan beberapa petinggi Hizbullah tewas, termasuk Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hassan Nasrallah.
Setelah itu, Hizbullah dan Israel terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza.
Padahal masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas. (ant/put)
Load more