"Dari awal masuk sekolah saya sudah meyakinkan diri saya untuk berusaha keras mengejar ilmu dan prestasi karena memang untuk hidup sudah tidak ada dari orang tua. Saya sangat ingin untuk mencapai sarjana dengan beasiswa yang saya dapat."
"Pada suatu hari, saya mulai mendapatkan pelecehan verbal, dengan ucapan-ucapan tidak pantas dari guru (DH). Saat itu saya tidak terlalu menanggapi dengan serius. Namun, lama kelamaan mulai menyentuh seperti pundak, merangkul, dan lainnya."
"Awal saya yang memang belum paham tentang kasih sayang yang sesungguhnya menganggap itu seperti seorang ayah kepada anak juga terkadang memberikan untuk kehidupan. Tapi semua itu ternyata penilaian saya salah saat saya mulai dipeluk, disentuh bagian vital dan lain. Saat itu saya bingung, saya ingin bercerita kepada siapa. Orang tua tidak ada, bercerita kepada teman pun takut dipandang hina. Untuk melapor saya takut karena untuk masuk sekolah saja saya berjuang sendiri dengan susah payah."
"Dipikiran saya saat itu jika saya lapor saya yang tidak dipercayai oleh guru lain dan siapapun karena saya tidak memiliki bukti apapun lalu saya di keluarkan dari sekolah (Seperti yang mempunyai uang dan kuasa yang menang)."
"Jika saya dikeluarkan saya tidak mempunyai harapan dan cita cita pupus. Walau saya benar sakit hati, kecewa, marah bercampur menjadi satu. Lama kelamaan saya mulai di setubuhi. Awal-awal saya sangat menolak. Tapi dengan ancaman dia mengeluarkan dari sekolah saya pun mengikuti."
Dari pernyataan tersebut mengingat pesan yang disampaikan oleh Ustaz Adi Hidayat terkait peringatan kepada penyebar berita hoaks.
Direktur Quantum Akhyar Institute, Ustaz Adi Hidayat. (Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official)
Load more