Jakarta, tvOnenews.com - Program Kemandirian Pesantren yang diluncurkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) telah melahirkan 432 badan usaha.
Menag menyampaikan, kemandirian pesantren adalah satu bentuk komitmen negara kepada pesantren yang telah banyak berjasa kepada negara.
Menurutnya, pesantren harus kuat secara ekonomi, agar tidak bergantung kepada siapapun.
“Jika hari ini adalah akhir perpisahan kita, maka pesantren tidak perlu khawatir bahwa (program) kemandirian pesantren akan terus berjalan karena kita telah menetapkan KMA untuk Program Kemandirian Pesantren," harap Gus Men, sapaan akrabnya.
Expo Kemandirian Pesantren ini digelar untuk menyemarakkan Hari Santri 2024.
Terdapat 55 booth dari badan usaha pesantren, dimana 51 di antaranya memamerkan berbagai produk unggulan asli dari kalangan pesantren.
Gus Men pun datang menyambangi satu persatu booth untuk melihat langsung produk-produk andalan itu.
Di arena pameran, Menag mengamati serius berbagai produk sambil berdialog dengan ramah dengan pengasuh atau pengelola badan usaha milik pesantren tersebut.
Diharapkan, Program Kemandirian Pesantren ini dapat menguatkan basis ekonomi pesantren melalui inkubasi bisnis yang didukung Kemenag.
Hal ini karena pesantren, dengan keragaman dan keunikannya, merupakan salah satu potensi luar biasa yang dimiliki Indonesia.
Sementara dalam laporannya, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Abu Rokhmad menyebut, ide besar di balik Kemandirian Pesantren adalah terciptanya pesantren yang berdaya, mandiri, dan kuat.
“Dari 3.600 pesantren yang telah mendapat bantuan inkubasi bisnis, kita masih memiliki sekitar 40 ribu pesantren lainnya yang perlu didukung,” katanya.
“Harapan kami, program ini dapat terus berkembang dan dilanjutkan agar pesantren lebih dikenal oleh masyarakat luas,” sambung Abu Rokhmad.
Ia mengatakan, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren menggarisbawahi pentingnya transaksi ekonomi yang terjadi di expo ini sebagai bukti nyata kemandirian pesantren.
“Pesantren yang mandiri akan mampu mendukung pendidikan dan dakwahnya secara lebih efektif,” katanya.
“Tahun depan, kami merencanakan expo yang lebih besar lagi. Tahun ini ada 55 booth, dan kami berharap jumlah tersebut bisa meningkat di masa-masa datang,” lanjutnya.
Menurut Ketua Forum Ekonomi Pesantren Indonesia (FEPI), expo ini menjadi momentum penting untuk membangun jejaring antarpesantren.
Ia berharap dengan ini pesantren tidak hanya dikenal sebagai lembaga pendidikan dan dakwah namun juga sebagai pelaku ekonomi yang mampu bersaing.
“Dengan kolaborasi yang kuat, pesantren dapat memperluas pasar produknya dan bersaing di tingkat nasional, bahkan internasional,” katanya. (put)
Load more