Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyarankan agar surah yang dibaca saat shalat dhuha adalah ini.
Meski shalat dhuha sunnah, namun amalan ini sangat dianjurkan dalam Islam karena memiliki banyak keutamaan dan pahala yang besar.
Selain terkait dengan rezeki, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, amalan shalat dhuha itu juga memiliki keutamaan lainnya.
“Dhuha itu pengganti seluruh tasbih dari tubuh kita. Jadi ketika kita bangun tidur, seharusnya seluruh sendi dalam tubuh kita bertasbih kepada Allah SWT,” jelas Ustaz Adi Hidayat (UAH).
Oleh karenanya, meski hanya 2 rakaat, sebaiknya setiap Muslim melakukan amalan shalat dhuha.
Keutamaan shalat dhuha sebagai pengganti tasbih tubuh, sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut ini.
Abu Dzar, ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
يُصْبِحُ علَى كُلِّ سُلَامَى مِن أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بالمَعروفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنِ المُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِن ذلكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُما مِنَ الضُّحَى
Artinya: "Setiap ruas dari anggota tubuh di antara kalian pada pagi hari, harus dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat disepadankan dengan mengerjakan shalat dhuha dua rakaat." (Hadis Riwayat Imam Muslim)
Kemudian mengenai surah yang dibaca saat shalat dhuha, Ustaz Adi Hidayat sebenarnya tergantung kebutuhan.
Ternyata karena shalat dhuha merupakan pengganti tasbih, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyarankan saat melaksanakannya, bacalah surah-surah yang mengandung tasbih.
Adapun surah-surah yang mengandung makna tasbih ujar Ustaz Adi Hidayat (UAH) antara lain Surah Al A'la atau Surah An Nasr.
Menurut Ustaz Adi Hidayat (UAH), surah-surah inlah yang memiliki korelasi yang kuat dengan makna dan konteks shalat dhuha.
Namun Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengingatkan bahwa ini hanyalah anjuran, bukanlah kewajiban.
Maka jika ternyata belum juga hafal kedua surah tersebut atau Ad Dhuha, bukan berarti tidak bisa mendirikan shalat dhuha.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) kemudian menegaskan bahwa tidak ada kewajiban khusus untuk membaca surah-surah tertentu.
Setiap muslim bebas memilih surah apapun yang mereka hafal dan sesuai dengan kondisi mereka saat melaksanakan shalat dhuha.
Hal yang paling penting dalam sebuah ibadah kata Ustaz Adi Hidayat (UAH) adalah niat dan kekhusyukan dalam melaksanakan ibadah tersebut.
Berikut bacaan dari Surah Al A’la dan Surah An Nasr.
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ
وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ
Latin: Iżā jā'a naṣrullāhi wal-fatḥ(u). Wa ra'aitan-nāsa yadkhulūna fī dīnillāhi afwājā(n). Fasabbiḥ biḥamdi rabbika wastagfirh(u), innahū kāna tawwābā(n).
Artinya:
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan (1) dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah (2) bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat (3).
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ ۖ
اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙوَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ
ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ
صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى ࣖ
Latin: Sabbiḥisma rabbikal-a‘lā.Allażī khalaqa fasawwā. Wal-lażī qaddara fahadā. Wal-lażī akhrajal-mar‘ā. Fa ja‘alahū guṡā'an aḥwā. Sanuqri'uka falā tansā. Illā mā syā'allāh(u), innahū ya‘lamul-jahra wa mā yakhfā. Wa nuyassiruka lil-yusrā. Fa żakkir in nafa‘atiż-żikrā. Sayażżakkaru may yakhsyā. Wa yatajannabuhal-asyqā. Allażī yaṣlan-nāral-kubrā. Ṡumma lā yamūtu fīhā wa lā yaḥyā. Qad aflaḥa man tazakkā. Wa żakarasma rabbihī fa ṣallā. Bal tu'ṡirūnal-ḥayātad-dun-yā. Wal-ākhiratu khairuw wa abqā. Inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ūlā.Ṣuḥufi ibrāhīma wa mūsā.
Artinya:Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi (1) yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya) (2), yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk (3), dan yang menumbuhkan (rerumputan) padang gembala (3), lalu menjadikannya kering kehitam-hitaman (4), Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa (5), kecuali jika Allah menghendaki (6). Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi (7), Kami akan melapangkan bagimu jalan kemudahan (dalam segala urusan) (8) Maka, sampaikanlah peringatan jika peringatan itu bermanfaat (9) Orang yang takut (kepada Allah) akan mengambil pelajaran (10), sedangkan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya (11), (yaitu) orang yang akan memasuki api (neraka) yang besar (12) Selanjutnya, dia tidak mati dan tidak (pula) hidup di sana (13), Sungguh, beruntung orang yang menyucikan diri (dari kekafiran) (14), dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat (15), Adapun kamu (orang-orang kafir) mengutamakan kehidupan dunia (16), padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal (17). Sesungguhnya (penjelasan) ini terdapat dalam suhuf (lembaran-lembaran) yang terdahulu (18), (yaitu) suhuf (yang diturunkan kepada) Ibrahim dan Musa (19).
Itulah surah yang disarankan dibaca saat shalat dhuha sebagai tasbih.
Wallahu’alam
Load more