Jakarta, tvOnenews.com - Ayat kursi adalah Surah Al Baqarah ayat 255.
Di antara keistimewaan ayat kursi kata Syekh Ali Jaber akan dijamin surga.
“Barang siapa yang membaca ayat kursi sehabis shalat fardu tidak ada yang menghalanginya masuk surga,” ujar Syekh Ali Jaber.
Maka bayangkan betapa dahsyatnya ayat kursi.
“Ini ayat kursi, satu ayat bagaimana surah Al Baqarah seluruhnya?” tandas Syekh Ali Jaber.
Namun ada yang baca ayat kursi dengan basmallah ada yang tidak.
Ada yang hanya membaca taawuz saja baru ayat kursi ada yang membaca taawuz kemudian dilanjutkan basmallah baru ayat kursi.
Basmallah atau Bismillahirrahmanirrahim adalah pembuka utama dalam ibadah.
Bismillahirrahmanirrahim yang artinya adalah "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang" ini tercantum di awal setiap surat dalam Al-Qur'an kecuali surat At-Taubah.
Sementara taawuz adalah istilah yang merujuk pada kalimat "A'udzu billahi minash shaytanir rajim" (أعوذ بالله من الشيطان الرجيم), yang artinya "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk."
Kalimat taawuz dibaca oleh umat Muslim sebelum memulai membaca Al-Qur'an.
Lalu seharusnya bagaimanakah cara membaca ayat kursi? Apakah taawuz saja atau juga memakai basmalah?
Mengenai baca ayat kursi pakai taawuz atau basmalah, Syekh Ali Jaber mengingatkan agar seorang Muslim memperhatikan cara membacanya.
Syekh Ali Jaber kemudian menegaskan bahwa kesalahan dalam membaca ayat kursi ini bisa berdampak besar karena terjadi perubahan makna yang sangat jauh.
Terkait dengan cara membaca ayat kursi, menurut Syekh Ali Jaber bukan dimulai dengan bacaan basmalah karena ini merupakan bagian tengah surat.
"Kita sudah sepakat, begitu kita baca di tengah surat cukup taawuz, tidak ada bismillah," ujar Syekh Ali Jaber.
Namun jika ingin tetap pakai basmalah maka tak menjadi masalah.
"Tapi boleh enggak pakai bismillah, kalau soal boleh ya boleh saja tapi kan kita mencari yang terutama," jelas Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber kemudian mengingatkan bahwa dalam menggunakan taawuz harus berhati-hati agar tidak mengubah makna dari ayat kursi.
"Audzubillahiminasyaitonirojim, berhenti, Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum," jelasnya.
Syekh Ali Jaber lalu berpesan, jangan pernah membaca taawuz yang langsung digabung atau disambung tanpa jeda saat baca ayat kursi.
"Tapi kalau kita Audzubillahiminasyaitonirojimi Allahu la ilaha, berarti di sini kita berlindung kepada Allah dari Allah sendiri," tegas Syekh Ali Jaber.
"Jadi seolah-olah terlipat Allah sama setannya, dari sisi makna tidak baik," sambungnya.
Oleh karena itu, Syekh Ali Jaber mengingatkan jangan pernah baca taawuz yang langsung disambung dengan ayat kursi.
"Jadi khusus ayat kursi, kalau kita bacakan Audzubillahiminasyaitonirojim, jangan disambungkan dengan Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum," ungkap Syekh Ali Jaber.
Berikut bacaan lengkap dari ayat kursi, Arab, Latin dan artinya.
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Latin: Allāhu lā ilāha illā huw(a), al-ḥayyul-qayyūm(u), lā ta'khużuhū sinatuw wa lā naum(un), lahū mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), man żal-lażī yasyfa‘u ‘indahū illā bi'iżnih(ī), ya‘lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭūna bisyai'im min ‘ilmihī illā bimā syā'(a), wasi‘a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ(a), wa lā ya'ūduhū ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm(u).
Artinya: Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Wallahu’alam
Load more