Lampung, tvOnenews.com - Sebuah video kampanye calon Bupati Mesuji, Lampung menebar janji tidak biasa viral di media sosial.
Dilansir dari unggahan akun Instagram @folkshitt & daniel.soerojo, Rabu (23/10/2024), Elfianah sedang berkampanye bersama pasangannya bernomor urut 2 dalam persaingan Pilkada 2024. Ia ditemani oleh Yugu Wicaksono yang kini disorot netizen di media sosial.
Elfianah dan Yugu berkampanye saat menghadirkan beberapa warga. Suasana tebar janji tersebut berada di sebuah rumah memiliki cat berwarna putih.
Sejumlah warga juga menduduki di kursi plastik yang telah disediakan dalam proses kampanye tersebut. Tenda acara juga menyelimuti kegiatan yang mendukung Elfianah.
Dari mikrofon yang disediakan untuk kampanye, Elfianah pun melontarkan beberapa janji. Salah satunya ia memberikan penjelasan terkait bayangan saat di akhirat kelak.
"Insya Allah bu, besok di akhirat njenengan bisa membayangkan orang lagi dapat perhitungan dari akhirat nanti," ungkap Elfinah dalam saat berkampanye terekam dari video viral tersebut.
Elfinah melanjutkan penjelasannya yang berbicara bagi warga yang mencoblos nomor urut 2 dalam proses Pilkada 2024. Ia mengatakan Nabi akan menemani mereka di akhirat.
Kebetulan salah satu program berasal dari Elfianah, yakni akan rutin mengadakan santunan anak yatim. Itu menjadi cikal bakalnya melontarkan keyakinan bahwa mereka akan masuk surga.
"Kita dipanggil 'hei orang-orang Mesuji yang kemarin milih nomor 2, ayo ikut bersamaku karena program nomor 2 menyantuni anak yatim, masuk surga bersamaku kata nabi. Kita bersama-sama," jelasnya.
Pengakuannya tersebut mengundang reaksi netizen di media sosial. Ini juga menjadi pembahasan menarik bagaimana cara menentukan calon pemimpin dari ceramah Buya Yahya.
Dikutip tvOnenews.com dari Instagram @buyayahya_albahjah, Rabu, Buya Yahya memberikan lima nasihat cara memilih pemimpin yang benar.
Seperti dari janji Elfianah, Buya Yahya menyampaikan poin pertamanya bahwa keputusan tidak memilih pemimpin adalah cara yang tepat. Itu berlaku jika ada janji yang ambigu dari para calon kepada warga.
Ia pun mengatakan bahwa kesesuaian hati dalam memilih sebagai cara yang tepat. Bukan berdasarkan janji yang didapatkan mereka, seperti memberikan kesejahteraan dan sebagainya.
"Kecuali terbesit di hati kita makna kejayaan Islam dan umat Islam di bawah pengayoman pemimpin yang kita pilih. Sungguh, menyadari peran hati sangatlah menentukan pilihan kita," ungkap Buya Yahya.
"Hati inilah yang akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam mengemban amanat di hadapan Allah," sambungnya.
Buya Yahya menjelaskan bagi warga yang telah menyadari ada tanda tidak beres sebaiknya kembali memilah agar tidak salah dalam menentukan pilihannya.
"Apalagi jika pilihan kita berangkat dari kepentingan pribadi atau imbalan materi. Maka kita telah khianat dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat," jelasnya.
"Biar pun pilihan kita tidak menjadi pemenang atau menjadi pemenang, dan berlaku adil serta benar dalam menjalankan tugas," lanjutnya lagi.
Soroti orang yang tetap bersikeras memilih pemimpin menebar tidak sesuai janji, ia menyatakan hatinya telah tertutup dengan kebenaran.
"Jika ternyata pemimpin itu adalah benar-benar pemimpin yang culas, korup, dan berkhianat kepada Allah dan agama Allah maka kita adalah bagian dari orang yang mempunyai saham dalam dosa-dosa bersama pemimpin tersebut," tandasnya.
(hap)
Load more