Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Agama (Menag) RI Prof. Nasaruddin Umar berbicara potensi Indonesia dalam urusan kerukunan umat beragama.
Sebagai pembicara pada salah satu acara talkshow, Prof. Nasaruddin Umar mengatakan ada nilai yang berharga dari dunia. Indonesia masih menjaga dan meningkatkan kerukunan umat beragama sampai saat ini.
"Kita adalah salah satu negara paling besar, paling plural, tapi paling stabil dari segi politiknya, insya Allah dengan berbagai catatannya juga perekonomiannya, dibanding negara-negara lain, termasuk negara Islam," ungkap Prof. Nasaruddin Umar di Jakarta dikutip, Rabu (30/10/2024).
Menurut Nasaruddin, itu tidak terlepas dari potensi Indonesia yang mendapatkan posisi sebagai negara mayoritas umat Islam paling besar kedua setelah Pakistan.
Meski demikian, potensi Indonesia dalam menekankan kerukunan umat beragama masih dalam tahap promosi.
"Kita adalah kontributor paling bagus untuk diperkenalkan, yang paling stabil dari sudut pandang pola hidup beragama yang sangat toleran," terangnya.
Ia menjelaskan sebelum diangkat hingga masuk sebagai Menag dalam Kabinet Merah Putih, telah bersua dengan berbagai tokoh dan pemimpin dari luar negeri. Kedatangan mereka tentu ingin mendalami dan belajar dari Indonesia.
Pasalnya, Indonesia memiliki pengalaman yang luar biasa soal kerukunan umat beragama. Sebanyak enam agama di Tanah Air masih menjaga kebersamaannya meski berbeda keyakinan.
"Mereka ingin mendapatkan pelajaran bagaimana Indonesia dengan umat beragama begitu banyak, kultur begitu rumit dan ramai, wilayahnya begitu luas, pulaunya begitu banyak, tapi bisa kompak," bebernya.
Lebih lanjut, Prof. Nasaruddin menjelaskan wajah Indonesia sebagai salah satu jendela yang dapat diintip dunia soal keberagaman beragamanya. Keberhasilan menjaga kerukunan ini tentu dapat mempengaruhi pencitraan Indonesia semakin baik di kancah internasional.
"Kita juga tidak bisa membangun bangsa ini kalau situasinya tidak dalam keadaan tenang. Maka dari itu, peranan Kementerian Agama itu sangat penting," katanya.
Perihal seluruh program kerja dari Kemenag, ia menyebutkan tidak bisa terlihat secara keseluruhan dengan kasat mata.
Hati merupakan bagian salah satu tujuan pihaknya yang terus ditekankan melalui pembinaan umat beralasan untuk menyatukan jarak antara kehidupan masyarakat dengan ajaran dari masing-masing keyakinan agamanya.
"Makin berjarak masyarakat dengan ajaran agamanya, maka di situ ada kegagalan pembinaan umat. Tapi makin dekat antara masyarakat dengan ajaran agamanya, maka itu ada sebuah keberhasilan pembinaan umat," jelasnya lagi.
Kemudian, Menag RI itu menuturkan terkait ukuran kriteria dalam beragama. Itu bisa mengacu pada berbagai hal yang memiliki sifat secara formalitas.
Lebih dari itu, filosofi dalam setiap ajaran agama juga mengandung sifat nilai-nilainya, serta bagaimana cara penerapannya dilakukan oleh umat.
"Semakin berjarak antara pemeluk dengan ajaran agama, maka itu ada masalah. Tantangan kami di Kemenag bagaimana menciptakan jarak yang lebih dekat lagi dan akhirnya bisa menyatu antara ajaran agama dan pemeluknya," tukasnya.
(hap)
Load more