tvOnenews.com - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong pernah berbicara tentang budaya dan agama di Tanah Air. Masyarakat Indonesia sangat kental dengan kedua hal ini.
Shin Tae-yong yang resmi dipinang oleh PSSI pada awal tahun 2020 pernah mengutarakan sangat berantusias memahami budaya dan agama di Indonesia. Faktor itu yang membuat sang pelatih masih bertahan sebagai pelatih Timnas Indonesia.
"Saat saya baru datang, saya berusaha memahami budaya Islam," ujar Shin Tae-yong kepada Media Korea Selatan, Sportalkorea dikutip, Rabu (30/10/2024).
Telah hampir lima tahun menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia, STY sapaan akrabnya, juga mengabarkan ada sosok yang ditemuinya demi menerapkan sikap toleransi beragama.
Seorang dokter di Jakarta menjadi sosok yang pertama kali ditemuinya. Ia menyerap pengetahuan tentang budaya dan agama di Indonesia.
"Saya pun mengundangnya untuk mendengar budaya Islam selama sekitar tiga jam," terangnya.
Kebetulan, mayoritas pemain Timnas Indonesia beragama Islam. Salah satu penyerang diaspora, Ragnar Oratmangoen juga menyandang sebagai Muslim.
Dalam urusan ibadah, pelatih berkebangsaan Korea Selatan itu mulai memahami betapa pentingnya kebutuhan spiritual memenuhi kewajiban dari agama masing-masing pemain.
Ia akhirnya memberikan janji agar selalu menerapkan jadwal baik latihan dan mengatur pertandingan semaksimal mungkin. Cara itu guna tidak bentrok antara ibadah dan bermain sepak bola.
Terutama, waktu shalat Jumat telah menjadi ketetapan dan bersifat mutlak. Para pemain dan jajaran lainnya mengharuskan ibadah pada siang hari di hari Jumat, terkhusus bagi kalangan laki-laki.
"Dengan ini saya jadi berkompromi di mana ada yang mengatakan ibadah itu bisa dilakukan pada waktu tertentu," tuturnya.
"Saya melakukannya dengan baik tanpa rasa tidak nyaman dalam latihan," lanjut dia.
Rasa hormatnya terhadap budaya dan agama muncul saat mendapat pengalaman buruk. Kala itu, ia menjadi jajaran pelatih di Timnas Korea Selatan.
STY nama panggilannya itu merasa kecewa terhadap pelatih asal Jerman, karena budaya di Korea Selatan tidak dihormati dan membuat para pemain tak nyaman.
"Saya sangat sedih saat itu sehingga saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya tidak akan pernah melakukan itu jika saya ingin menjadi pelatih di negara lain," katanya kepada Sports Kyunghyang dikutip, Rabu.
Coach Shin yang telah membuktikan toleransinya sangat tinggi, ternyata pernah menemukan satu titik tertentu kurang nyaman dengan budaya di Indonesia.
Ia sampai membandingkan perbedaan yang sangat jauh dalam urusan budaya antara Korea Selatan dan Indonesia. Masyarakat di Tanah Air kerap kali hanya memanggil namanya, yakni "Shin Tae-yong".
Budaya panggilan nama tersebut membuat Coach Shin tidak nyaman. Cara itu dianggap tidak menunjukkan sikap sopan santun.
Ia membeberkan budaya panggilan nama di Korea Selatan. Di sana sangat jarang sekali memanggilnya dengan hal serupa di Indonesia.
Pasalnya, orang yang lebih tua harus mendapat panggilan secara khusus. Para pemuda Korea Selatan bahkan tidak pernah hanya menyebutkan namanya.
Sisi lain, cara penyebutan masyarakat Indonesia saat memanggil namanya juga dianggap salah. Mereka menyapanya dengan sebutan "Shin Tai-yong".
"Bahkan anak-anak berusia 4-5 tahun di sini (Indonesia) memanggil saya 'Shin Tai-yong', seperti seorang teman," ungkap dia dikutip dari media Korea Selatan, Isplus, Rabu.
Saat di Korea Selatan, ia menjelaskan masyarakat dan fans timnasnya kerap kali memanggil berupa kalimat "Pelatih Shin Tae-yong". Setidaknya, itu merupakan rasa hormat mereka meski ada sebutan pelatih atau coach.
"Mereka bilang ini yang disebut budaya, tetapi saya merasa tidak enak saat pertama kali datang," tuturnya.
"Jika itu kita (Korea Selatan), bukankah kita bakal memanggilnya 'Pelatih Shin Tae-yong'? Namun di sini, orang-orang dari segala usia dan jenis kelamin dapat dengan mudah dipanggil dengan nama depan mereka," tambahnya.
Pada awalnya, ia belum membiasakan diri mendengar sebutan hanya berkalimat nama tanpa ada embel-embel lain. Meski demikian, kenyamanannya telah ditunjukkan dari nazarnya jika Garuda masuk Piala Dunia 2026.
"Saya mungkin akan hidup di Indonesia seumur hidup saya. Hidup di Indonesia sangat menyenangkan," tandasnya. (tsy/hap)
Terkini, Coach Shin masih memfokuskan Timnas Indonesia. Dalam laga terakhir, Garuda belum mencatat kemenangan satu pun. Timnya hanya meraih tiga poin dari tiga kali imbang dan satu kekalahan di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Timnas Indonesia dijadwalkan akan menjamu Jepang dan Arab Saudi pada pekan ke-5 dan ke-6 putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada bulan November 2024.
Coach Shin mendapat peringatan dari PSSI pasca empat pertandingan terakhir hanya mencatat tiga poin pada Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
(hap)
Load more