tvOnenews.com - Ustaz Felix Siauw memiliki kisah perjalanan mualaf. Keputusannya memeluk agama Islam pada tahun 2002.
Ustaz Felix Siauw menyandang sebagai salah satu mualaf berasal dari etnis Tionghoa dan Indonesia. Sosok itu telah menjadi seorang pendakwah terkenal saat ini.
Ustaz Felix Siauw memutuskan mualaf saat duduk di bangku kuliahan. Saat itu, ia masih menjadi mahasiswa semester 3 di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Nama Felix Siauw kini menjadi sangat populer. Salah satunya, ia pernah berada di bagian Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Meski, organisasi ini mendapat larangan.
Kutipan Felix berupa "Aku dan Islam" selalu menjadi kalimat terngiang-ngiang bagi masyarakat di Indonesia. Itu mengandung kata "Jika kamu masih mempunyai banyak pertanyaan, sebaiknya kamu belum bisa disebut beriman. Iman adalah urusan kepercayaan apa adanya, tanpa reserve".
Bahkan, Felix Siauw kerap kali menyimpan tiga pertanyaan ini. Tiga kalimat itu telah menjadi bagian di pikirannya. Ketiga kalimat ini, yakni "Dari mana asal kehidupan ini? Untuk apa adanya kehidupan ini? Akan seperti apa akhir daripada kehidupan ini?".
Saat ateis, pendakwah memiliki darah keturunan Tionghoa itu tidak pernah mendapatkan keinginan jawabannya soal kebutuhan spiritual. Bahkan, pertanyaan yang terbesit terkait tuhan tak bisa mewakili rasa penasarannya.
Kebetulan, ia sampai mengupas tuntas Alkitab saat itu. Namun, jawabannya masih mengambang dan tidak menemukan kebenaran apa pun.
Dilansir dari laman MUI DKI Jakarta, Sabtu (2/11/2024), Felix Siauw mengklarifikasi tidak pernah ateis. Keputusannya hanya bersifat tak memiliki agama.
"Saya mengambil kesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya seiring berjalannya waktu. Saya menganggap semua agama sama, tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah," ungkap Ustaz Felix Siauw.
"Saya juga berpandangan bahwa Tuhan laksana matahari, dimana para nabi dengan agamanya masing-masing adalah bulan yang memantulkan cahaya matahari, dan pemantulan itu tidak ada yang sempurna, sehingga agama pun tidak ada yang sempurna tanpa sadar waktu itu saya masuk kedalam ideologi sekular," sambung dia.
Berbanding terbalik, Felix menemukan pandangan baru sejak lima tahun tidak pernah menemukan apa pun soal agama. Saat mulai mengenal agama Islam, ia pernah mendapat teori kesamaan dalam urusan beragama.
Felix juga memposisikan sebagai sosok pluralisme dan sinkretis. Ia menyebutkan tidak ada perbedaan antara agama satu dengan yang lainnya.
Namun demikian, ia mulai mengenal Al Quran. Ilmu pengetahuan ini didapatkan sejak menyambangi atau berbincang dengan sosok ustaz muda sekaligus aktivis berbasis dakwah Islam.
Sosok ustaz muda itu memberikan keyakinan terkait kebenaran termaktub dalam Al Quran. Tetapi, Felix masih enggan menanggapinya dengan serius saat dikusi bersama-sama.
Diskusi ini menghasilkan pencapaian luar biasa. Felix Siauw dan sosok ustaz itu mengeluarkan kesepakatan soal Allah SWT Maha Pencipta segalanya.
"Saya yakin Tuhan itu ada, dan saya berasal dari-Nya, tapi masalahnya ada lima agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang manakah lalu yang bisa kita percaya," terang Felix Siauw.
Sosok ustaz muda itu kembali memperteguhkan penjelasannya tentang cara kerja pemahaman terhadap Al Quran. Ini telah berada dalam dalil Al Quran dari Surat Al Baqarah Ayat 2, Allah SWT berfirman:
"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al Baqarah, 2:2)
Selain ayat 2, Felix Siauw mulai menunjukkan keseriusannya untuk mengenal agama Islam. Ustaz muda itu pun membagikan Surat Al Baqarah Ayat 23.
"Kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan Pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan Alquran menantang manusia untuk mendatangkan yang semacamnya," jelas ustaz muda itu.
Dalam Surat Al Baqarah Ayat 23 menjelaskan keraguan setiap manusia. Ini bermula dari kisah Bani Israil ditantang membuat surat memiliki makna yang sama.
Sayangnya, mereka tetap tidak mampu ada yang menciptakan sebuah ayat serupa dengan ayat 23. Namun, Felix Siauw masih sepenuhnya belum mempercayai dahsyatnya tafsir ini.
"Lalu mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?," tanya Felix.
Ustaz muda itu tidak menyerah bahkan benar-benar meyakinkan Felix yang masih ragu.
"Jadi maksud Ustadz, muslim yang sekarang tidak atau belum menerapkan Islam secara sempurna," kata Felix.
"Ya begitulah kenyataan yang bisa Anda lihat," balas ustaz muda itu.
Inovasinya semakin bertumbuh untuk mencari-cari dan belajar terhadap hal yang telah hilang selama ini. Ia telah menemukan jawaban berupa tantangan dari agama Islam yang menyuruh umat Muslim berusaha sampai mendapat titik kedamaian.
"Ini benar, yang saya cari," tandas Felix.
(hap)
Load more