Di antara peristiwa peristiwa itu, bisa jadi hidup manusia dalam perjalanannya tidak selamanya berada di atas. Begitu pula manusia tidak selamanya mengalami kesuksesan. Hal yang sama pula, manusia tidak selamanya dalam kondisi sehat ataupun dapat hidup penuh dengan bergelimangan materi. Ketika manusia sedang di atas, sedang mengalami kesuksesan ataupun dalam kondisi sehat, maka suatu saat harus siap berada di bawah, bertemu dengan kegagalan, sakit ataupun mengalami kekurangan. Begitulah roda kehidupan manusia dalam setiap perjalanan waktunya dari tahun ke tahun. Bagi yang senantiasa merenunginya terdapat hikmah atau pelajaran yang dapat dipetik. Al-Quran dalam surat al-Furqan ayat 62 telah mengingatkan : “ Dia (Allah) menjadikan malam dan siang untuk memberi waktu (kesempatan) kepada orang yang ingin mengingat (mengambil pelajaran) dan bersyukur”
Dengan bertitik tolak dari apa yang dikemukakan al-Quran tersebut di atas, di sini yang sukses bisa belajar dengan mengambil pelajaran dari kesuksesannnya; yang gagal bisa belajar dari kegagalannnya. Begitu pula yang sehat bisa belajar dengan mengambil manfaat dari rahasia hidup sehat; yang sakit bisa belajar dari sakitnya. Mungkin timbul pertanyaan mengapa seseorang bisa sukses? Mengapa seseorang bisa gagal? Mengapa seseorang bisa sehat? Mengapa seseorang bisa sakit? Jelasnya dengan bercermin terhadap hal-hal yang berkaitan dengan waktu ke belakang manusia akan senantiasa termotivasi untuk melakukan perbaikan dan peningkatan.
Bentuk muhasabah berikutnya di terkait dengan waktu, selain dengan melihat waktu ke belakang, dapat pula dilakukan dengan mengevaluasi perjalanan hidup. Untuk saat ini yang patut direnungkan, dalam konteks ini adalah bagaimana manusia bisa mengisi waktu pergantian waktu dengan hal-hal yang bermanfaat. Al-Quran memerintahkan manusia untuk memanfaatkan waktu semaksimum mungkin, bahkan menyuruh manusia agar mengisi seluruh waktunya dengan berbagai perbuatan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Tentunya bekerja adalah salah satu manifestasi memanfaatkan waktu. Siapapun mereka yang secara pasif berdiam diri tidak mau berusaha dan memanfaatkan waktu dengan bekerja maka ia akan tergilas oleh cepatnya perputaran pergantian waktu. Dalam surat az-Zumar ayat 39 dikemukakan: ”Katakanlah hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu masing-masing. Sesungguhnya akupun bekerja, maka kelak kamu akan mengetahui”(39:39). Allah sangat menghargai segala hasil karya dan upaya manusia untuk memanfaatkan waktunya dengan bekerja, bahkan telah menjadikan jaminan diampuninya dosa-dosa manusia: “Barang siapa yang diwaktu sorenya merasakan kelelahan karena bekerja, berkarya dengan tangannnya sendiri, maka diwaktu sore itu pulalah ia terampuni dosanya” (H.R. Tabrani dan Baihaqi)
Alangkah sangat ruginya, apabila seorang manusia selama dalam perjalanan waktu hidupnya tidak mengisi dan memanfaatkan waktu yang diberikannya. Umur boleh saja bertambah, tetapi dengan semakin bertambahnya umur, pada dasarnya manusia sedang menjemput momen-momen waktu kematian yang sudah semakin dekat. Tentang pentingnya waktu Allah SWT berfirman dalam surat al-Ashr : “Demi waktu. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, dan beramal yang shalih, serta saling berwasiat tentang kebenaran dan saling berwasiat tentang kesabaran ”.
Sekali lagi memanfaatkan waktu adalah penting Bila tidak diisi dengan kegiatan, manusia dalam keadaan merugi. Bagaimana cara mengisi dan memanfaatkan waktu? Dalam surat al-Ashr, dikemukakan ada empat hal yang dapat menyelamatkan manusia dari kerugian waktu, yaitu mereka yang hidupnya diisi dengan beriman kepada Alllah, beramal shalih, saling berwasiat dalam kebenaran dan saling berwasiat dalam kesabaran. Orang-orang yang masuk dalam kategori dengan mengisi hidupnya seperti inilah yang akan beruntung di dalam mengarungi perjalanan waktu dalam hidupnya.
Load more