Bentuk muhasabah yang terakhir erat keterkaitannnya dengan waktu dapat dilakukan dengan mengevaluasi perjalanan hidup ini ke depan. Manusia di dalam hidupnya tidak hanya dituntut berpikir hari kemarin dan hari sekarang saja. Dengan adanya pergantian waktu yang sering ditemui dalam setiap tahun, manusia pun dituntut untuk berpikir mengenai masa depannya. Perjalanan hidup ke depan patut dipersiapkan. Dengan kata lain, manusia harus punya planning, arah dan tujuan yang jelas.
Di dalam al-Quran banyak ditemukan ayat-ayat yang menyuruh manusia bekerja untuk menghadapi masa depan. Dalam dalam al-Qur’an surat al-Hasyr ayat 18 Allah SWT berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman , bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok”.
Bila mencermati kandungan ayat ini, tampaknya setiap individu dituntut untuk memikirkan hari esoknya. Keberhasilan di masa yang akan datang, sangat ditentukan oleh usaha manusia pada saat ini. Allah tidak akan merubah masa depan kehidupan sebuah masyarakat, tanpa ada kemauan dari masyarakat itu untuk merubahnya.
Oleh karena itu, muhasabah diri dalam bentuk mempersiapkan kehidupan masa depan sangat penting, karena inilah salah satu hal yang paling essensial yang membedakan antara manusia dengan binatang. Bagi binatang, apa yang dirasakan pada hari ini bisa jadi sudah merasa cukup tanpa perlu memikirkan kehidupan berikutnya, akan tetapi bagi manusia tidak. Manusia berapapun lamanya hidup di dunia akan dituntut pertanggungjawabannya, sebaliknya bagi binatang tidak.
Itulah yang dapat dikemukakan sebagai bahan refleksi. Dengan mengisi waktu dan ber-muhasabah diri, manusia diharapkan di samping dapat belajar mengambil hikmah dari apa-apa yang telah dilakukannnya di waktu-waktu yang telah di laluinya ke belakang dan kemudian mengisi waktu yang diberikannya saat ini dengan hal-hal yang bermanfaat, maka manusia juga dapat mempersiapkan dan membekali dirinya di dalam menyongsong kehidupannya ke depan. Semoga dengan senantiasa mengisi waktu dan melakukan muhasabah terhadap waktu yang yang telah diberikan ini sekalipun di masa pandemi dapat mengggugah dan memotivasi manusia untuk senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan dalam hidupnya menuju ke arah yang lebih baik dan berkualitas.*
* Penulis adalah Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
Load more