Jakarta, tvOnenews.com - Kain kafan adalah kain yang digunakan untuk membungkus jenazah seorang Muslim sebelum dikuburkan.
Video toko online kain kafan itu viral lantaran banyak pertanyaan Netizen yang nyeleneh saat mereka melakukan promosi.
Paket kain kafan yang dijual mulai Rp 300-700 ribuan. Bahkan ada toko yang menjualnya lebih dari Rp2 juta.
Selain kain kafan, penjual biasanya juga menyediakan kebutuhan lain seperti bendera kuning, kain samping, kapur barus, parfum jenazah hingga buku lengkap tata cara mengurus jenazah.
Lalu sebenarnya bagaimana pandangan dalam Islam menyiapkan kain kafan sebelum wafat?
Berikut penjelasan Ustaz Syafiq Riza Basalamah tentang menyiapkan kain kafan sebelum waktunya.
Ustaz Syafiq Riza Basalamah menjelaskan bahwa menyiapkan kain kafan baik karena mengingatkan akan kematian.
Namun yang harus diingat, sebenarnya kain kafan tidaklah khusus apalagi harus baru.
“Kain kafan bukan kain khusus, orang pikir kain kafan harus beli, padahal tidak,” jelas Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
Bahkan Nabi Muhammad SAW, kata Ustaz Syafiq Riza Basalamah dikafani dengan kain yang ada di rumah Baginda.
“Nabi Muhammad SAW, dikafani dengan kain yang ada di rumahnya,” jelas Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
Namun sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah kain kafan warna putih.
“Tapi dianjurkan nabi warna putih, khususnya laki-laki. Tapi tak usah ke toko, tak perlu mahal,” saran Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
Rasulullah SAW bersabda,
"Pakailah pakaian berwarna putih, karena itu lebih baik, dan kafanilah mayat kalian dengan kain putih." (Hadis Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi).
Ustaz Syafiq Riza Basalamah kemudian menjelaskan alasan lain mengapa kain kafan dulu tidak beli.
“Dulu kain mahal, maka kain kafan gunakan yang ada di rumah,” jelasnya.
Kemudian Ustaz Syafiq Riza Basalamah juga mengingatkan bahwa meski dibolehkan membeli kain kafan namun warisan jangan pernah dibagikan dulu.
“Beli kain kafan boleh tapi warisan tidak boleh dibagikan setelah urusan mayit selesai,” jelasnya.
“Yang perlu persiapan bukan kain kafan tapi amal baik untuk dibawa ke alam kubur,” sambungnya.
Ustaz Syafiq Riza Basalamah menjelaskan bahwa ada beberapa kisah mengenai kain kafan dari sahabat-sahabat dari Nabi Muhammad SAW.
Sahabat Abu Bakar ketika akan meninggal kata Ustaz Syafiq Riza Basalamah meminta untuk dikafankan dengan salah satu jubahnya.
“Abu bakar ketika mau meninggal mengatakan kafankan aku dengan bajuku yang lama. Kain lama ini akan ke tanah dan kain yang baru lebih pantas buat yang hidup,” jelas Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
Itulah salah satu bukti bahwa kain yang ada di rumah kita dapat dijadikan kafan.
“Jadi persiapan baju kita semua bisa jadi kafan buat kita. Misal kita punya mukena ya gunting,” tandas Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
Namun kata Ustaz Syafiq Riza zaman sekarang berbeda, kain tak mahal lagi.
Maka karena sekarang kain murah, wajar jika banyak yang beli.
“Tapi karena sekarang kain kafan murah ya makanya beli,” jelasnya.
Hal itu tak apa dan sangat baik. Namun Ustaz Syafiq Riza Basalamah mengingatkan bahwa sejatinya tidak harus beli.
“Namun sejatinya kain kita yang ada di rumah bisa jadi kafan kita,” pesan Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
Bahkan kata Ustaz Syafiq Riza Basalamah pernah ada sahabat Nabi yang meminta baju baginda dan itu diniatkan untuk jadi kafan.
“Ada sahabat minta baju Nabi. Sahabat ini tahu nabi senang sekali baju itu. Dia berkata ya nabi hibahkan baju itu kepadaku dan Nabi jika diminta pasti ngasih,” ujar Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
“Kata sahabat saya mau dikafani dengan baju ini,” sambungnya.
Untuk mayit laki-laki umumnya kain kafan untuk laki-laki terdiri dari tiga lapis kain.
Kain pertama digunakan untuk menutupi seluruh tubuh, kemudian kain berikutnya digunakan sebagai lapis kedua dan ketiga untuk memastikan jenazah tertutup dengan rapat dan tidak memperlihatkan aurat.
Sementara kain kafan untuk perempuan biasanya terdiri dari lima lapis.
Satu kain biasanya digunakan untuk menutup tubuh, lalu satu kain lagi untuk penutup kepala, satu lagi untuk bagian dada.
Sementara dua kain tambahan untuk menutup tubuh bagian atas dan bawah.
Kain kafan digunakan setelah jenazah dimandikan dan disucikan.
Kain kafan dililitkan dengan rapi mengelilingi tubuh jenazah, mulai dari lapisan pertama hingga lapisan terakhir.
Kemudian kain kafan diikat di bagian kepala, kaki, dan pinggang agar tidak terbuka saat pemakaman.
Hal yang harus diingat, sebelum dibungkus dengan kain kafan, disunnahkan untuk memberikan wewangian seperti kapur barus pada kain atau tubuh jenazah.
Load more