tvOnenews.com - Ustaz Abdul Somad membocorkan dalam suatu ceramahnya, bahwa ada satu amalan yang mengandung pahala besar. Keutamaannya melebihi dari mati syahid dan haji mabrur.
Tak hanya mati syahid dan haji mabrur, Ustaz Abdul Somad (UAS) menyampaikan pahala yang lainnya juga kalah dengan amalan ini.
"Ada satu amalan yang lebih hebat daripada mati syahid, lebih hebat daripada jihad, lebih hebat daripada haji mabrur, lebih hebat daripada puasa sunnah, lebih hebat daripada membangun masjid," ungkap Ustaz Abdul Somad dinukil dari kanal YouTube Wajah Asli Islam, Sabtu (9/11/2024).
Perihal mati syahid dalam Islam mengacu kepada sesuatu yang menunjukkan kemuliaan. Kedudukannya sangat tinggi apabila seorang mukmin mendapatkannya.
Mati syahid mengandung beberapa keutamaan, di antaranya pengampuan segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan sebelumnya, ketenangan dalam alam kubur, jaminan masuk surga.
Kemudian, orang yang mati syahid tidak akan mengalami proses penghisaban dan langsung diceburkan ke dalam surga, serta kehidupannya selalu sejahtera saat di akhirat kelak.
Meski demikian, pahala mati syahid tidak berpengaruh terhadap utang. Masalah ini menjadi realita sosial karena terjadi setelah melakukan kesepakatan dan harus membayar gantinya.
Selain mati syahid, haji mabrur sangat berpengaruh terhadap pahala yang didapatkan oleh pelakunya. Ibadah ini pun menjadi dambaan bagi orang-orang mukmin.
Ibadah haji telah menjadi bagian dalam rukun Islam kelima. Bagi yang menjalankan bukti mereka benar-benar taat dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.
Adapun dampak dari haji mabrur, seperti hubungan yang semakin dekat kepada Allah SWT, penjagaan kesucian diri agar terhindar dosa, penguatan ikatan secara spiritual, dan sebagainya.
Pahala besar dari haji mabrur juga akan menjadikan mereka sebagai golongan orang masuk surga.
Kedua ibadah ini tidak berarti apabila dibandingkan dengan amalan dahsyat tersebut. UAS berpendapat setiap orang mukmin sangat berat melakukannya meski terhitung sederhana.
"Apa amal itu? Ridho menerima takdir Allah SWT," kata dia.
Perbandingannya, kata UAS, mati syahid dan haji mabrur membutuhkan perjuangan lebih guna mengejar ridho dari Allah SWT.
Dua hal ini harus benar-benar diterapkan berdasarkan niat dengan sungguh-sungguh.
Namun, ridho menerima takdir dari Allah SWT tidak mengeluarkan tenaga apa pun. Walaupun keutamaannya sama-sama memperoleh surga saat di alam akhirat kelak.
"Kalau terasa sempit dunia, satu-satunya yang bisa kita hembuskan nafas panjang, tarik nafas panjang dan katakan 'Allah' tak ada lain daripada itu," terang UAS.
"Kalau terasa sempit dunia, tak ada yang bisa melapangkannya kecuali Allah dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT," tambah dia.
UAS menyinggung perihal ridho kepada Allah SWT menyangkut dengan qada dan qadar.
Qada merupakan sebagai keputusan langsung dari Allah SWT. Segala sesuatu terhadap dunia telah mendapat ketetapan dan bersifat mutlak atau tidak bisa diubah oleh-Nya.
Secara harfiahnya, qadar mengacu pada kekuasaan Allah SWT. Ini bersifat sesuatu yang terjadi atas ketentuan dari-Nya.
Dari qada dan qadar, UAS menegaskan agar setiap manusia meneguhkan hatinya bahwa segala sesuatu hanya milik Allah SWT.
Manusia memang mendapat pilihan dari Allah SWT sejak mereka lahir di dunia. Apalagi ada kebebasann untuk sesukanya atau berbuat sesuatu.
Ada dua area yang akan dialami oleh manusia saat lahir di dunia. Pertama, tempat tersebut masih bisa dikuasai mereka. Kedua tentu sama sekali tidak bisa dipegang dengan sentuhan.
UAS pun berpesan agar segala hasil apa pun tetap menerima takdirnya dan berupaya ridho kepada Allah SWT.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more