tvOnenews.com - Legenda Timnas Indonesia sekaligus asisten pelatih Como 1907, Kurniawan Dwi Yulianto menampikkan kehidupannya semakin religius.
Kurniawan Dwi Yulianto memang menjadi salah satu legenda Timnas Indonesia yang pernah bersinar pada masanya. Kariernya juga sangat cemerlang di eranya.
Si Kurus sapaan akrabnya, telah bergulat bersama Timnas Indonesia sejak 1995.
Berdasarkan data statistik dari Transfermarkt, Kurniawan bahkan telah mencatatkan sebanyak 59 pertandingan bersama Garuda.
Di Timnas Indonesia, ia juga membesutkan bola sebanyak 33 gol. Ini yang membuatnya dinobatkan sebagai penyerang terbaik Garuda. Pasalnya, jumlah gol Kurniawan bersama Timnas Indonesia di bawah torehan yang dihasilkan oleh Bambang Pamungkas.
Gaya permainannya menampikkan kecepatan, keterampilan dan selalu agresif menjadi ciri khasnya saat bergulat di lapangan.
Ia juga menjadi pemain yang selalu kreatif dan berusaha menciptakan sesuatu saat berseragam Timnas Indonesia.
Pria lahir di Magelang itu pernah membela Garuda di beberapa ajang kompetisi bergengsi, salah satunya SEA Games dan Piala AFF.
Namun, Si Kurus pernah meratapi nasibnya sempat mengakhiri kariernya. Ia terjerat kontroversi penggunaan narkoba pada 1990-an. Performanya bermain sepak bola semakin turun akibat kasus ini.
Kurniawan mengakui kecanduan narkoba ini didasari hatinya yang masih labil saat masih remaja. Pencarian jati diri menjadi sangat penting meski harus terseret ke berbagai hal negatif.
Namun begitu, kasus ini tidak menghalangi kariernya sampai cemerlang bersama Garuda sampai 2005.
Pada 2014, ia pun memutuskan gantung sepatu sebagai pesepak bola profesional tepat pada usia 38 tahun.
Pada 2018, ia pernah menjadi asisten pelatih Garuda. Bahkan juga dipercaya sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia U23 pada 2019.
Kini, ia menjadi sorotan publik karena membawa klub asal Italia, Como 1907 berlaga di Serie A Italia.
Kesuksesannya tidak lepas dari kebutuhan spiritual yang tak pernah ditinggalkan olehnya.
Pada 2015, ia pernah menyempatkan shalat Dzuhur di sebuah hotel. Ia masuk ke dalam kamar mandi yang ternyata bertujuan mengambil air Wudhu.
Setelah keluar dari kamar mandi, keadaannya telah memakai sarung untuk bersiap-siap mengerjakan shalat Dzuhur.
Pria identik kepala plontos ini seakan-akan menjadi kepribadian yang semakin baik. Meski dahulu pernah terjerat narkoba dan dunia gelap gulita alias dugem.
Namun demikian, ia tidak pernah berniat untuk memamerkan ibadahnya, karena amalannya bersifat privasi.
Dari pengakuannya, ia hanya meninggalkan ibadahnya saat berada di Swiss dan Italia. Bahkan sama sekali tidak mengerjakan shalat.
Ia mengakui ada masa yang benar-benar dirinya labil, sehingga tuhan terlupakan dan tidak pernah melaksanakan shalat.
Kurniawan akhirnya mampu melewati masa itu dan bangkit dari keterpurukannya. Ini yang membuatnya semakin religius.
(hap)
Load more