Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa saat ini Kementerian Agama (Kemenag) tengah memperjuangkan pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pondok Pesantren (Ponpes).
Dalam acara yang juga dihadiri oleh Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, Pimpinan Ponpes lslam Miftachussunnah ll KH Miftachul Akhyar, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Muzakki, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur Ahmad Sruji Bahtiar, Kepala Kantor Kemenag Kota Surabaya Muhammad Muslim itu, Menag mengingatkan bahwa pesantren adalah lembaga yang murni lahir dari rahim Nusantara.
Prof Nasar, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa fakta menunjukkan perintis dunia kependidikan yang sistematis dalam sejarah bangsa Indonesia adalah pondok pesantren.
Hal ini kata Menag bahkan terjadi sebelum Belanda datang ke Indonesia.
Menag lantas mengutip Nurcholish Madjid yang mengatakan seandainya Indonesia tidak dijajah Belanda, maka perguruan tinggi yang berkembang saat ini adalah Universitas Termas, Universitas Lirboyo, Universitas Tebu Ireng, dan universitas dari pesantren-pesantren lainnya.
"Bukan UI, ITB, IPB, atau kampus-kampus lainnya," ujar Menag.
Maka menurut Menag, sudah saatnya sekarang ini ponpes merebut masa jayanya seperti yang pernah terjadi di masa lampau.
"Sudah waktunya pondok pesantren ini menjadi tuan rumah di dalam rumahnya sendiri, di negeri ini," ungkap Menag.
Menag Nasaruddin lalu menjelaskan bahwa terbitnya undang-undang tentang pesantren adalah bentuk dari kehadiran Kemenag dalam memberikan eksistensi dan legitimasi terhadap pondok pesantren.
"Tugas kami selanjutnya adalah bagaimana melanjutkan keberadaan pondok pesantren,” tandasnya.
Menurutnya, penanaman karakter di pesantren sangat efektif.
Dengan sistem pemondokan (boarding) yang ada di pesantren memungkinkan para santri mendapat pengawasan selama 24 jam.
Inilah yang menurut Menag satu dari keunggulan pesantren.
"Sebab waktu yang sering rawan menimbulkan masalah adalah setelah pulang dari sekolah," ujarnya.
Itulah yang menurut Menag telah diadopsi oleh sekolah di Luar Negeri.
"Sebab itu sistem pemondokan yang diterapkan di pesantren diadopsi oleh sekolah-sekolah di Inggris dan Australia," tutup Menag. (Put)
Load more