tvOnenews.com - Baim Wong mengajukan gugatan cerai kepada Paula Verhoeven, kini berharap rujuk. Buya Yahya ingatkan hati-hati soal talak atau perceraian.
Seperti kabar yang telah beredar sebelumnya, artis Baim Wong melayangkan gugatan cerai kepada istrinya, Paula Verhoeven.
Hal ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (8/10/2024), Baim secara blak-blakan mengungkapkan keretakan rumah tangganya dengan Paula akibat adanya orang ketiga.
Setelah gagal dilakukan mediasi, Baim Wong dan Paula Verhoeven melanjutkan sidang perceraiannya.
Baim Wong dan Paula Verhoeven dikabarkan akan bercerai. (Kolase tvOnenews)
Namun, beberapa waktu lalu, Baim Wong bersama pengacaranya, Fahmi Bachmid mendatangi Pengadilan Agama Jakarta Selatan (PA Jaksel) untuk menyampaikan keinginannya berdamai dengan Paula.
“Pasti ada lah damai, dari awal maunya (kan) damai,” ujar Baim Wong kepada media, dikutip Kamis (31/10/2024).
Ayah dua anak itu menyebut adanya kemungkinan dapat rujuk dengan Paula Verhoeven.
“Pasti (ada kemungkinan rujuk), doain aja,” kata Baim.
“Doain aja (yang terbaik) buat saya dan Paula, buat keluarga, keputusannya nanti (bercerai atau damai). Dari awal maunya damai dari awal nggak mau begini,” sambungnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Buya Yahya ingatkan untuk tidak main-main dengan talak atau perceraian.
Seperti apa penjelasan Buya Yahya mengenai hal tersebut? Simak informasinya berikut ini.
Dilansir tvOnenews.com dari tayangan di kanal YouTube Al Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan cerai dalam Islam dimaksudkan untuk belajar, bukan melampiaskan hawa nafsu.
Maka, bagi seseorang yang bercerai dengan melampiaskan amarahnya akan kecewa dibalik perceraiannya.
Sehingga hak untuk menceraikan itu diberikan kepada kaum pria, lantaran pria memiliki kelebihan untuk mengontrol akal dibandingkan wanita.
“Perceraian itu diberikan oleh Allah kepada kaum pria. Sebab kaum pria lebih bisa mengontrol akalnya, dan tidak diberikan kepada kaum wanita yang lebih lembut perasaannya,” ungkap Buya Yahya pada tayangan YouTube Al Bahjah TV.
Buya Yahya. (Ist)
Namun, bukan berarti perempuan dapat dianggap rendah, karena perempuan juga memiliki kelebihan berupa kelembutan kasih sayang.
Oleh sebab itu, hak talak diberikan kepada pria karena memiliki kelebihan mengontrol akal.
“Tapi jangan kayak perempuan (sifatnya), dikit-dikit main cerai, mengancam cerai, dan sebagainya,” ujar Buya Yahya.
“Seharusnya, laki-laki saat mencerai dapat berpikir matang. Kapan aku harus mencerai, sudah mendiskusikan, merencanakan, setelah itu menjatuhkan cerai,” sambungnya.
Kemudian, Buya Yahya mengingatkan bahwa istri dapat diceraikan secara bertahap.
“Cerai satu dulu, jangan langsung talak tiga,” katanya.
Dirinya menjelaskan talak satu menjadi saat untuk istri dapat belajar serta memperbaiki kesalahannya.
Dalam masa Iddah tersebut, Istri boleh berbenah supaya pernikahan kembali harmonis.
“Kalau sudah berlebihan, mungkin sama-sama suaminya keras kepala atau istrinya susah di didik. Maka ada cerai ketiga,” tegas Buya Yahya.
Perlu berhati-hati, bila sudah terlanjur jatuh talak tiga maka suami istri tidak boleh bertemu karena sudah tidak ada lagi pernikahan di antara mereka.
Oleh karena itu, Istri yang sudah ditalak tiga diperbolehkan untuk mencari pasangan yang lain.
Hal ini dapat menjadi pembelajaran bagi keduanya, terutama suami yang telah menjatuhkan talak kepada istrinya.
“Karena dianggap suami yang mencerai tiga sudah berlebihan, mungkin dia Dzalim. Sehingga perempuan itu jangan terus disiksa, biarkan dia mencoba dengan laki-laki lain. Kalau bahagia, Alhamdulillah,” imbuhnya.
“Kalau tidak kembali lagi, biar sengsara suami kok main cerai. Itu pendidikan, kok berlebihan menceraikan sampai tiga. Suami marahnya berlebihan,” pungkasnya. (kmr)
Load more