tvOnenews.com - Pendakwah ternama di Indonesia, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan ada waktu terbaik secara khusus untuk melaksanakan shalat qabliyah Subuh.
Namun, Ustaz Adi Hidayat (UAH) sering menemukan beberapa orang mukmin masih keliru menganggap jam tertentu sebagai waktu terbaik shalat qabliyah Subuh.
Kata UAH, Orang yang keliru memutuskan untuk shalat qabliyah Subuh pada jam tersebut lantaran disebut waktu terbaiknya.
"Maksud shalat sebelum Subuh itu waktu sebelum shalat fardhu di waktu Subuh dikerjakan," ungkap UAH dinukil melalui kanal YouTube Adi Hidayat Official, Minggu (17/11/2024).
Hadits riwayat yang menjelaskan shalat qabliyah Subuh lebih baik dari seisi dunia diterangkan oleh istri Rasulullah SAW, Aisyah binti Abu Bakar Radhiyallahu 'Anha.
Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi menerangkan hadits riwayat dari Aisyah RA terkait keutamaan shalat qabliyah Subuh, seperti ini lantunan bunyinya:
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا رَوَاهُ الدُّنْيَا مُسْلِمٌ. وَفِي رِوَايَةٍ
Artinya: "Dua rakaat sebelum shalat Subuh (sunnah qabliyah) itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya." (HR. Muslim)
Dalam hadits riwayat Aisyah RA kerap kali menjadi acuan bagi orang mukmin tidak ingin ketinggalan shalat qabliyah Subuh atau sunnatul fajar.
Beberapa orang menganggap adzan Subuh yang belum berkumandang dijadikan waktu terbaik shalat sunnah fajar.
Apalagi, suara adzan Subuh memiliki dua jenis. Ada yang berdengung pada sepertiga malam dan dikumandangkan sebagai tanda waktu Subuh tiba.
Soal pandangan ini, UAH menekankan bahwa ada kekeliruan yang mencoba ingin mengeluarkan ketentuan waktu ibadah sunnah pada fajar shadiq.
Kesesuaian dalam menunaikan shalat terhadap ketetapan waktunya akan membawa keutamaan besar. Apalagi langsung mengerjakannya setelah adzan dikumandangkan oleh muadzin.
Sebagaimana dalam Surat An Nisa Ayat 103 menjadi dalil Al Quran terkait ketetapan waktu shalat, Allah SWT berfirman:
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا
Artinya: "Apabila kamu telah menyelesaikan shalat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah shalat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin." (QS. An Nisa, 4:103)
Dalam dalil Al Quran ini, Direktur Quantum Akhyar Institute itu menyebutkan pahala melebihi seisi dunia akan diraih sesuai dengan waktu pelaksanaan shalat Subuh.
"Dua rakaat yang ditunaikan di waku fajar, sebelum shalat Fardhu ditunaikan itu lebih besar dari dunia dan seisinya," tuturnya.
Pendakwah karismatik usia 40 tahun ini merincikan contohnya terhadap jadwal adzan Subuh di suatu daerah ditetapkan pada jam 4 pagi.
Ia menegaskan bahwa waktu terbaiknya setelah jam 4 pagi. Apabila kurang dari itu, masih memasuki waktu pelaksanaan ibadah sunnah malam pada sepertiga malam.
"Jadi yang dimaksud bukan sebelum waktu Subuh ya. Kalau waktu Subuh belum tiba itu masih masuk waktu tahajud," tegasnya.
Aisyah RA meriwayatkan hadits kembali ibadah yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW terletak pada shalat qabliyah Subuh, seperti ini bunyinya:
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ عَلَى شَيْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ تَعَاهُدًا مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَي الْفَجْرِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: "Nabi Muhammad SAW tidaklah lebih untuk menjaga shalat sunnahnya melebihi dua rakaat sebelum shalat Subuh." (Muttafaq 'Alaih)
(hap)
Load more