tvOnenews.com - Buya Yahya dalam ceramahnya memberikan pesan kepada seluruh pihak terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang serentak digelar pada Rabu (27/11/2024).
Dalam ceramahnya itu, Buya Yahya menggarisbawahi bahaya dari adu domba.
Buya Yahya meminta agar semua pihak meski berbeda pilihan jangan pernah bermusuhan.
“Pastikan perbedaan perbedaan calon tidak menjadikan kita bermusuhan,” pesan Buya Yahya.
“Jangan bisa kita dirusak hati kita, jangan bisa dirusak oleh kegiatan-kegiatan rutin di negeri ini pemilihan umum pemilihan presiden gubernur dan sebagainya,” sambung Buya Yahya.
Buya Yahya menegaskan bahwa pesan ini adalah untuk semua termasuk para politikus.
“Termasuk nasihat kepada politikus ingat ada hitungannya di hadapan Allah,” tandasnya.
“Kalau anda tidak jujur ada hitungannya di hadapan Allah dan kisah dunia tu hanya sementara,” sambung Buya Yahya.
Jika ada yang dikuasai dengan kebencian kedengkian dengan sesama kaum muslimin lalu atas dasar pemikiran kemudian memprovokasi umat maka siap-siaplah perhitungan di hadapan Allah SWT.
“Ingat dunia sementara, akan ada hitungannya di hadapan Allah,” pesan Buya Yahya.
Kemudian Buya Yahya mengingatkan bahwa semua pihak untuk berijtihad untuk mendapatkan pemimpin yang baik.
“Tentunya kebenaran ijtihadnya sesuai dengan kemampuannya atau nisbat kebenarannya atau persentase kebenarannya tingkat kebenarannya sesuai dengan pengalaman pengetahuan masing-masing,” jelas Buya Yahya.
Namun apapun pilihan Buya Yahya memohon untuk tidak menjadi sebab permusuhan.
“Hal-hal semacam itu tidak menjadi sebab kita bermusuhan. kalaupun menurut kita kita itu betul salah di dalam memilih tentunya tidak harus kita jadikan musuh,” tandas Buya Yahya.
Jika memang ingin memberikan nasihat, Buya Yahya mengingatkan bahwa adab dalam Islam adalah tidak mencaci yang kemudian bisa menimbulkan permusuhan.
“Kita memberikan nasihat yang baik atau kita menjelaskan dengan baik dan benar dengan santun,” ujar Buya Yahya.
Buya Yahya sangat prihatin atas apa yang terjadi saat ini dimana mudah sekali tersulut amarah yang kemudian menjadi sebab permusuhan.
Menurut Buya Yahya , ada dua model hamba Allah yang kadang tanpa disadari mereka memicu permusuhan.
“Politikus yang tidak jujur politikus yang tidak tulus. Sehingga ungkapan-ungkapan yang disampaikan pun kadang memfitnah atau menjadikan sebab orang bermusuhan,” kata Buya Yahya.
“Yang kedua adalah atas nama agama juga bisa saja terjadi,” sambungnya.
Padahal menurut Buya Yahya, hal itu sebenarnya karena sempitnya pemikiran seseorang.
“Orang boleh berbeda pendapat karena sempitnya pandangannya sehingga menganggap orang lain pasti salah,” ujar Buya Yahya.
“Sehingga harus dihujat lalu harus dimusuhi,
sambungnya.
Padahal kata Buya Yahya bisa jadi permasalahan tersebut adalah permasalahan yang menurut ulama boleh berbeda pendapat.
“Ini juga cara pandang yang picik sehingga menjadikan sebab orang bermusuhan,” tandasnya.
Maka dari itu, Buya Yahya mengajak semua untuk waspada akan adu domba.
Buya Yahya berharap semua sadar bahwa tidak perlu bermusuhan hanya karena berbeda pilihan saat momen seperti Pilkada ini.
Hal ini karena siapapun yang nanti terpilih adalah ketetapan dari Allah SWT.
“Maka kita harus waspada bisa jadi itu adalah betul-betul adu domba yang tidak dirasakan oleh pelakunya,” imbau Buya Yahya.
“Kita waspada waspada agar kita tidak hidup dengan dada yang sesak karena kita terlalu mendengar hal-hal yang menjadikan sebab kita bermusuhan,” sambungnya.
Inilah pesan penting Buya Yahya agar Indonesia damai meski berbeda pilihan dan pendapat serta pemikiran.
Selagi itu masih diperkenankan Ustaz atau ulama, maka berbeda saat Pilkada janganlah jadi masalah.
“Maka tidak perlu kita sampai derajat mencaci mengolok membodohkan orang lain,” pesan Buya Yahya.
Karena tindakan inilah pemicu permusuhan di masyarakat.
“Karena hal-hal semacam itulah yang memicu permusuhan di kalangan umat,” tegas Buya Yahya.
Terlebih lagi jika dilakukan orang yang dianggap masyarakat awam memiliki pengetahuan.
“Adanya percaya kepada orang yang dianggap mengerti di dalam urusan politik percaya dengan orang yang dianggap mengerti urusan agama,” kata Buya Yahya.
“Jika orang-orang tersebut tidak jujur kemudian hanya menghadirkan pemikirannya menuruti hawa nafsunya maka yang jadi korban adalah umat itu sendiri,” lanjut pesan Buya Yahya.
Itulah pesan mendalam Buya Yahya kepada seluruh pihak jelang Pilkada Serentak, Rabu (27/11/2024).
Semoga bermanfaat dan Pilkada akan berjalan dengan lancar serta damai.
Wallahu’alam bishawab
Load more