tvOnenews.com - Rambut hitam adalah ciri khas alami manusia. Namun, seiring bertambahnya usia, rambut akan berubah warna menjadi abu-abu atau putih yang dikenal sebagai uban.
Uban adalah tanda umum penuaan, tetapi kemunculannya tidak selalu berkaitan dengan usia.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan munculnya uban, termasuk penurunan produksi melanin, yaitu pigmen yang memberikan warna pada rambut.
Menurut pandangan Islam, kemunculan uban memiliki makna spiritual yang dalam.
Uban bukan hanya tanda penuaan, tetapi juga pengingat bahwa waktu manusia di dunia ini terbatas. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat Fatir ayat 37:
"Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun."
Ayat ini mengingatkan umat manusia untuk merenungi kehidupan dan bersiap menghadapi akhirat.
Salah satu pesan yang disampaikan dalam ajaran Islam adalah pentingnya menghormati uban sebagai simbol kebijaksanaan dan peringatan dari Allah SWT.
Meski terkadang rasa gatal di kepala sulit ditahan, beliau menegaskan pentingnya mengikuti ajaran Rasulullah SAW terkait hal ini.
“Rasulullah SAW melarang mencabut uban, ini ilmu penting,” kata Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
Beliau juga mengenang masa kecilnya, saat dirinya senang membantu mencabut uban orang tuanya karena mendapat imbalan.
Namun, kini ia menyadari bahwa tindakan tersebut mengurangi "cahaya" pada diri orang tuanya.
“Ana ingat waktu SD itu disuruh nyabut ubannya Ayah, dikasih duit. Ternyata Ana ngurangin cahaya orang tua Ana,” ujarnya.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda:
"Janganlah kalian mencabut uban. Tidaklah seorang Muslim tumbuh satu helai uban di dalam Islam kecuali akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat. Allah akan mencatat baginya dengan satu uban satu kebaikan, atau Dia akan menghapus darinya satu dosa."
Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya menghormati uban, karena setiap uban yang tumbuh akan menjadi cahaya di hari kiamat.
Allah SWT juga mencatat kebaikan atau menghapus dosa seseorang melalui uban tersebut.
Selain itu, dalam Al-Qur'an surat Ar-Ruum ayat 54, Allah SWT menjelaskan bahwa uban adalah bagian dari siklus kehidupan manusia:
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa."
Ayat ini menggambarkan fase kehidupan manusia dari kelemahan masa kecil, kekuatan masa dewasa, hingga kelemahan dan tumbuhnya uban di usia tua.
Terkadang, tumbuhnya uban dapat menimbulkan rasa gatal atau mengganggu penampilan.
Banyak orang memilih mencabut uban atau menggantinya dengan pewarna rambut.
Namun, alangkah baiknya jika tindakan ini dilandasi oleh ilmu dan petunjuk agama agar tidak terjerumus dalam kesalahan.
Islam memberikan solusi lain, seperti menyemir uban dengan bahan alami tanpa mengubahnya menjadi hitam, sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
"Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak mewarnai uban mereka, maka selisihilah mereka." (HR. Bukhari dan Muslim)
Menyemir uban diperbolehkan, asalkan tidak menggunakan warna hitam yang menyerupai sifat menipu, terutama bagi mereka yang ingin menyembunyikan usia sebenarnya.
Uban adalah tanda nyata yang mengingatkan manusia tentang perjalanan hidupnya.
Dengan munculnya uban, seseorang diingatkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbanyak amal kebaikan, dan bersiap menghadapi kehidupan akhirat.
Pesan Ustaz Syafiq Riza Basalamah dan larangan Rasulullah SAW untuk mencabut uban adalah bentuk penghormatan kepada tanda-tanda yang Allah SWT berikan.
Uban bukanlah sekadar perubahan fisik, tetapi sebuah pelajaran spiritual yang mengajarkan untuk mensyukuri setiap fase kehidupan. (adk)
Load more