Perihal hasil mau menang atau kalah dalam pemilu memang telah masuk dalam takdir dari Allah SWT. Orang beriman pasti akan menerimanya dengan lapang dada atas keputusan terbaik dari-Nya.
Sikap kedua, senantiasa melantunkan doa dan upaya terus bertawakkal kepada Allah SWT atas hasil menentukan pemimpin telah dikeluarkan oleh masing-masing petugas.
Dalam Surat Ath Thalaq Ayat 3 menerangkan tawakkal agar pemimpin amanah, Allah SWT berfirman:
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Artinya: "Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." (QS. Ath Thalaq, 65:3)
Kaum muslimin rahimahumullah
Khatib akan membagikan sikap ketiga bahwasanya kita harus tetap menunjukkan sikap kedewasaan diri demi mempererat tali persaudaraan. Meski setiap individu memiliki pilihannya masing-masing.
Dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim menerangkan orang tidak beriman telah memutuskan persaudaraan, Rasulullah SAW bersabda:
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Load more