tvOnenews.com - Gus Baha menjelaskan bahwa segala hajat tidak kunjung diterima oleh Allah SWT jika melakukan kekeliruan saat shalat.
Namun begitu, Gus Baha mengatakan tidak semua shalat diterima apabila ada kesalahan dalam cara niatnya penyebab hajat sulit dikabulkan oleh Allah SWT.
"Shalat itu jangan ada niat agar diterima sama Allah, itu namanya menurut nafsu," ungkap Gus Baha dilansir dari kanal YouTube Da'wah Media Digital, Senin (2/12/2024).
Bahwasanya setiap umat Muslim mendapat anjuran harus mengerjakan shalat.
Mereka harus memeliharanya agar tidak pernah ditinggalkan sebagaimana bentuk kewajibannya dalam menyembah kepada Allah SWT.
Anjuran memelihara shalat telah dijelaskan langsung dari dalil Al Quran melalui Surat Al Baqarah Ayat 238, Allah SWT berfirman:
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ
Artinya: "Peliharalah semua shalat (fardhu) dan salat Wusta. Berdirilah karena Allah (dalam shalat) dengan khusyuk." (QS. Al Baqarah, 2:238)
Adapun ketetapan waktu mengerjakan shalat dan memperbanyak amalan zikir diterangkan dari Surat An Nisa Ayat 103, Allah SWT berfirman:
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا
Artinya: "Apabila kamu telah menyelesaikan shalat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah shalat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin." (QS. An Nisa, 4:103)
Meski begitu, ada orang mengharapkan shalat hanya ingin memperoleh pahala dan hajat cepat dikabulkan oleh Allah SWT.
Perihal niat ini, kata Gus Baha, harus menjadi ilmu pengetahuan agar tidak mengalami kekeliruan saat mengerjakan shalat.
Pendakwah asal Rembang itu menerangkan sebagai umat Muslim tidak perlu memikirkan hal tentang seberapa jumlah pahala dan shalatnya diterima oleh Allah SWT.
Selain pahala, kebanyakan orang mukmin juga sangat mengharapkan agar bisa masuk surga dan memperoleh kenikmatan di akhirat nanti.
Menurutnya, shalat memang menjadi perintah bukan sebagai tempat memperoleh imbalan berupa pahala sebagai bentuk pengabulan hajatnya atas pemberian dari Allah SWT.
"Kalau niat shalat itu, 'Ya Allah takdirnya manusia di dunia itu memang sujud. Sudah sepantasnya Engkau judul dihadapan Allah SWT'," jelas dia.
Lanjut, murid dari Mbah Moen itu menguraikan tentang keikhlasan dari hati yang tulus saat mengerjakan shalat.
Shalat harus menjadi bentuk tempat perantara untuk menyembah kepada Allah SWT. Tidak perlu memikirkan hal lain karena akan mengalir dengan sendirinya.
"Bukan malah memikirkan keinginan nafsu, 'terima sujud saya' amatir itu namanya. Sukanya kok memikirkan dirinya sendiri," sindir dia.
Sebagai pendakwah, ia menyayangkan masih banyak umat Muslim agar bersikeras mendapat aliran rezeki, keinginan dikabulkan segala hajat, memperoleh surga dan sebagainya.
"Pasti terusannya, terima sujud saya, saya masuk surga, memeluk bidadari, utang lupa, macam-macam pokoknya, kelakuannya memang seperti itu," terangnya.
Dalam dalil Al Quran, Gus Bahah menginformasikan terkait perintah untuk umat Muslim senantiasa mengagungkan dan memuji-Nya bukan dijadikan sebagai tempat meminta hajat kepada Allah SWT.
"Shalat saya, ibadah saya, hidup saya, mati saya, kekuasaan Engkau semua," tuturnya.
"Kalau kamu kan tidak, shalat saya harus dapat upah surga, haji saya juga harus upah surga," tandasnya.
(hap)
Load more