Namun Ustaz Adi Hidayat menegaskan akan pentingnya perhatian ayah ke anak sedari kecil.
Meski sibuk mencari nafkah, ayah sebaiknya tetap berusaha dekat dengan anak-anak.
Ustaz Adi Hidayat meminta umat Muslim mencontoh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail As.
Nabi Ibrahim meski tinggal di Palestina, namun tetap perhatian dengan Nabi Ismail yang jauh tinggalnya.
“Padahal Nabi Ibrahim itu tugasnya di Palestina anaknya Ismail Alaihissalam di Mekkah, jaraknya luar biasa. Tapi masih sempat nengok Pak, mainnya dengan siapa dan nanti pun mau menikah pun masih tahu siapa calonnya dengan siapa menikahnya ,” ujar UAH.
Maka meski ayah sibuk mencari nafkah di luar rumah, Ustaz Adi Hidayat menyarankan untuk tetap perhatian ke anak.
“Perhatian ada. Enggak apa-apa kalaupun luar kota telepon video call. Tanya kabar sayang-sayangnya masih masuk gitu kan,” saran UAH.
Jika itu dilakukan, pasti hasilnya akan dirasakan pada suatu saat nanti.
“Kalau itu bisa dilakukan nanti feedback-nya dari anak itu pasti ada perhatian,” kata UAH.
“Ini yang menjadikan Ismail Alaihi Salam walaupun belum balik ini belum balik nih tapi ketika melihat ayahnya sedang ada beban kerja dia memaksakan diri untuk membantu (ketika bangun ka’bah,” sambung UAH.
Itulah yang menurut Ustaz Adi Hidayat timbal balik yang didapat ketika ayah dekat dengan anak.
“Karena perhatian tuh begitu tinggi, maka terjadilah feedback dari anak melihat bapak sedang menjalani satu beban terlihat tiba-tiba anak itu bawa batu di sisi yang lain dari sini datang,” ujar UAH.
Itu contoh ketika Nabi Ismail belum baligh. Sementara contoh setelah baligh dan harus ada dialog antara ayah dan anak dicontohkan dalam Qur’an dalam kisah penyembelihan.
Saat mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyembelih anak kesayangannya, Nabi Ibrahim mengajak dialog Ismail As.
Hasil dialog itu menunjukkan Nabi Ibrahim yang hormat dan sayang kepada ayahnya.
Hal ini karena dalam firman Allah SWT, disebutkan kata Abati yang merupakan panggilan sayang dan hormat kepada ayah.
“Ketika anak dan ayah mendekat kepada Allah dengan bersamaan yang lahir apa anugerah Allah yang begitu berlimpah,” jelas UAH.
“Allah kirimkan kebahagiaan, dikirimkan kekompakan, dikirimkan kebaikan, semua keturunan yang lahir yang baik-baik dan puncaknya lahirlah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam,” sambung UAH.
Wallahu’alam bishawab
Load more