tvOnenews.com - Almarhum pendakwah KH Maimun Zubair alias Mbah Moen pernah menyampaikan rahasia angka 7 berkaitan dengan ketetapan rezeki yang diatur oleh Allah SWT.
Perihal rezeki, Mbah Moen menyebutkan perbedaan orang kaya dan miskin bisa dilihat dari ketentuan usia mereka yang ternyata memiliki kaitannya dengan rahasia dalam angka 7 ini.
Sebenarnya, kata Mbah Moen, soal rezeki hidup telah ditentukan dalam Lauhulmahfuz oleh Allah SWT. Ia menyarankan setiap manusia harus tetap berusaha meraih keberkahan hidupnya.
"Jika memang saat ini kita belum mendapatkan rezeki yang dapat membuat hidup kita menjadi kaya, maka janganlah berputus asa dan selalu optimis bahwa hidup miskin kita akan berakhir," ungkap Mbah Moen dalam suatu ceramah disadur dari kanal YouTube PP Sunan Drajat, Senin (9/12/2024).
Angka 7 selalu mendapat perspektif sebagai angka maupun simbol yang memiliki makna dan banyak keistimewaan.
Dalam agama Islam, angka 7 memiliki keistimewaan, antara lain menunjukkan langit ada 7 lapis diciptakan oleh Allah SWT, ada 7 daratan dan lautan menghiasi bumi.
Kemudian, manusia mendapat anugerah sebanyak 7 anggota tubuh, umur manusia bisa mencapai 7 masa hingga neraka memiliki 7 lapis atas ciptaan dari Allah SWT.
Adapun dalam ilmu numerologi, keistimewaan angka 7 menunjukkan sebagai lambang adanya kesempurnaan, intuisi hingga menjadi ciri-ciri tingginya ilmu pengetahuan.
Setiap orang yang terlibat berkaitan dengan angka 7 dianggap selalu tepat dalam menempatkan keputusan mereka. Bahkan mempunyai intuisi yang kuat.
Jika mengacu pada Primbon Jawa, angka 7 juga memunculkan lambang bahwa langit dan bumi memiliki tujuh lapisan diambil dari kosmologi Jawa.
Angka 7 ini kerap kali mendapat perspektif adanya tanda selalu introspeksi, kebijaksanaan hingga memenuhi kebutuhan spiritual dalam dirinya.
Lantas, mengapa angka 7 bisa memiliki hubungan penentuan rezeki antara kaya dan miskin melalui usia?
Tokoh sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) itu menerangkan tentang takdir. Setiap orang akan mendapat cobaannya melalui bagaiman cara melewati hidup yang sederhana dan miskin.
Tidak semua orang memperoleh ketetapan rezeki hidupnya sampai di usia mereka yang sudah tua.
Ini berhubungan dengan dalil Al Quran bahwa Allah SWT telah menjamin ketetapan rezeki setiap hamba-Nya, meskipun harus dicari dengan usaha semaksimal mungkin.
Ada juga orang yang merasakan hidupnya dari usia dini hingga tua telah berkucupan dan bergelimpangan harta kekayaan juga merupakan takdir dari Allah SWT.
Jika ada orang merasa penasaran bagaimana cara menentukan hidupnya bisa kaya atau miskin, Mbah Moen membagikan rahasianya melalui perhitungan angka 7.
"Setiap 7 tahun pasti berubah, 7 tahun berpisah, setelah 7 tahun harus sekolah," terang dia.
"Setelah 7 tahun harus sekolah lanjutan. 7 tahun lagi harus sekolah yang lebih tinggi. 7x4=28," sambungnya.
Gurunya Gus Baha itu menyinggung soal pernikahan di mana salah satu bentuk rezeki atas pemberian dari Allah SWT.
Perhitungan usia 28 tahun menunjukkan seseorang telah siap dalam menjalani kehidupan barunya untuk membentuk keluarga kecil yang harmonis.
"Kalau umur 28 belum nikah, namanya terlalu tua," katanya.
Soal usia, Mbah Moen kembali memberikan perkalian apabila seseorang telah mencapai angka 35 tahun harus berada dalam kondisi mapan.
"Setelah usia seseorang sudah 28 tahun maka jika ditambah 7 lagi jadi sudah 35 tahun, diumur segitu dia harus punya pekerjaan," jelasnya.
Lantas, bagaimana jika belum bekerja disebabkan sulit memperoleh lapangan pekerjaan?
Mbah Moen menyebutkan tanda orang tersebut masih tidak ditakdirkan untuk mencari nafkah.
Meski begitu, tokoh sesepuh PPP itu berpendapat takdir seseorang bisa kaya atau miskin atas ketetapan rezekinya dilihat setelah beranjak usia 42 tahun.
Bagi Mbah Moen, usia 42 tahun menjadi waktu yang tepat apakah takdir seseorang bisa merasakan kaya atau miskin sebagai bentuk melihat ketetapan rezekinya.
"35+7=42, kalau kaya ya terlihat kaya, kalau miskin ya terlihat miskin. Kalau 42 tahun tidak kaya maka memang Allah SWT tidak mengtakdirkan seseorang tersebut untuk jadi kaya," tuturnya.
Mbah Moen kembali menjelaskan di mana kondisi seseorang harus telah merasakan masa ketenangannya dilihat saat berusia 49 tahun.
Perihal usia 49 tahun, ini berhubungan dengan masa pensiun kerja yang rata-rata ketetapannya diambil dari usia 50-55 tahun jika mengacu pada sistem perusahaan.
"Mari kita lihat 42+7=49, sudah hampir habis umurnya. 49 + 7 = 56 sudah tidak usah kemana–mana teruslah bermunajad, mungkin itu sudah nasibmu, kaya atau miskin," imbuhnya.
Mbah Moen kembali menambahkan dengan sistem angka 7 di mana seseorang telah berusia 63 tahun menjadi titik masa uzur mereka.
(hap)
Load more