Lisan merupakan bagian aspek terpenting untuk berbicara kepada siapa pun, termasuk saat berdakwah sebagaimana menuangkan atau membagikan nilai-nilai agama Islam kepada para jemaah.
Dalam lisan ini, kata KH Embay, tutur kata yang terjaga menjadi tantangan berat agar tidak selalu menyakiti perasaan orang lain.
Ia memahami penuangan pemahaman ilmu agama tidak selalu bersifat emosional dan diselipkan dengan senda gurau agar jemaah tetap fokus.
Namun begitu, senda gurau ini harus memiliki batasan agar tidak terjadi minim substansi mengarah kekeliruan terhadap pedoman umat beragama.
"Allah berfirman di dalam Al-Quran, di surat Al-Baqarah, wa kullu linnasi husna yang berarti katakan kepada manusia perkataan terbaik, baru setelah itu, wa ‘aqimussholata wa atuzzakat yang bermakna dirikan shalat dan tunaikan zakat," jelas dia.
Ketua PBMA itu menguraikan firman Allah SWT termaktub dalam Surat Al Baqarah mengandung tafsir kewajiban mengerjakan shalat dan zakat akan terlampaui dengan pahala dari perilaku baik.
Ia menyampaikan tutur kata yang gagal akan menimbulkan dampak buruk terhadap para pelaku. Meski ini juga berlaku terhadap perbuatan baik karena bisa mempengaruhi orang sekitarnya.
"Suka atau tidak, perbuatan tercela yang dilakukan seorang penceramah atau ulama, selain menjatuhkan kehormatan dari sosok sendiri juga akan menurunkan legitimasi dari kebaikan yang dibawa olehnya," terangnya.
Load more