tvOnenews.com - Ustaz Khalid Basalamah dalam salah satu ceramahnya pernah menjelaskan satu pohon yang berfungsi untuk mengusir setan.
Adapun bagian yang digunakan dari pohon ini untuk obat sihir kata Ustaz Khalid Basalamah terletak pada daun dan ini sesuai sunnah Rasulullah SAW.
Ustaz Khalid Basalamah juga mengatakan, pohon yang bisa ditanam di depan rumah ini juga menjadi salah satu tanaman yang akan ada di surga nanti.
Lalu pohon apakah yang dimaksud oleh Ustaz Khalid Basalamah?
Pohon itu adalah bidara dari keluarga Rhamnaceae yang berupa pohon kecil yang tumbuh di daerah kering dan menghasilkan buah.
Pohon bidara sebenarnya berasal dari bioma beriklim tropis kering, seperti Cape Verde, Afrika Sahara, Tanzania, Iran selatan, dan Australia.
Di Indonesia, pohon bidara dikenal dengan berbagai nama daerah, seperti widara, dara, widoro, doro, bukol, bĕkul, gol, ko, kok, kom, kon, bĕdara, bidara, rangga, dan kalangga.
Keutamaan pohon bidara ini tercantum dalam beberapa hadis.
Bahkan dalam Surat Al Waqiah, disebutkan bahwa bidara akan ada di surga.
وَاَصْحٰبُ الْيَمِيْنِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْيَمِيْنِۗ فِيْ سِدْرٍ مَّخْضُوْدٍۙ
Artinya: Golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. (Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri. (QS Al Waqiah: 27-28)
Sementara keutamaan pohon bidara untuk memandikan jenazah tercantum dalam hadis berikut ini.
Dari Ummu ‘Athiyyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
"Rasulullah SAW datang kepada kami saat kami memandikan jenazah putri beliau, lalu beliau bersabda: 'Mandikanlah ia tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu jika kalian merasa perlu, dengan air dan daun bidara, dan pada yang terakhir campurkan dengan kapur barus atau sesuatu dari kapur barus.'"(HR. Bukhari dan Muslim)
Selain itu, kata Ustaz Khalid Basalamah, ada juga manfaat lain dari pohon bidara.
"Daunnya untuk ngobatin sihir, mandiin jenazah, setiap Antum harus cari pohon bidara. Itu harus dipakai," ungkap Ustaz Khalid Basalamah.
Selain itu, Ustaz Khalid juga mengatakan, bahwa Rasulullah SAW menggunakan daun dari pohon bidara agar mendapat perlindungan dari godaan setan.
Bahkan pohon bidara juga berfungsi sebagai obat guna terhindar dari orang jahat berteman dengan makhluk gaib.
"Kalau mau buat ngobatin sihir pake 7 lembar, sunnah Nabi SAW, diblender, cemplungin ke air, minum. Itu seperti racun buat syaiton," jelas dia.
Pendakwah kelahiran dari Makassar itu menuturkan bahwa pohon bidara juga memiliki buah yang rasanya manis yang warnanya hijau seperti apel.
Keistimewaan pohon Bidara kata Ustaz Khalid, daunnya tidak pernah habis meskipun terus dipetik untuk dimanfaatkan sebagai obat dan lainnya.
"Jadi, cirinya kalau Antum mau beli pohonnya, itu batangnya berduri tajam dan banyak. Daunnya punya kelebihan, kalau Antum cabut tumbuh lagi pada hari yang sama. Jadi, gak pernah habis daunnya, itu Subhanallah dengan hikmah Allah," tutur Ustaz Khalid Basalamah.
"Maka Arab Badui bilang, 'Ya Rasulullah di surga ada pohon mengganggu'. Dan saya tidak menyangka di surga Allah siapin pohon yang mengganggu. Karena kalau kita tidak jeli, cabut daunnya atau cabut buahnya itu kita bisa kena durinya, karena banyaknya duri pohon bidara. Di Jakarta disebutnya pohon apel India," sambungnya.
Pohon bidara mudah ditemukan dan tersebar di mana-mana karena memiliki perbedaan yang mencolok terletak di bagian buahnya daripada pohon pada umumnya.
"Kalau di pohon, ada macam-macam warna buahnya, seperti mangga kalau sudah matang jadi kuning, itu punya nilai sendiri untuk pandangan mata," jelasnya.
"Di sini Nabi SAW menjanjikan, di setiap tangkai itu durinya banyak, di setiap duri dikasih buah sebagai gantinya. Satu tangkai memiliki buah-buah yang mengandung 72 warna. Warnanya semuanya tidak sama dan membuat yang melihatnya tertarik," sambungnya.
Ustaz Khalid Basalamah menyarankan agar pohon ini ditanam minimal di depan rumah, karena buahnya juga bisa dikonsumsi lantaran memiliki rasa manis.
"Tentu buah bidara manis. Makanya, saya sarankan teman-teman tanam di rumah dan itu cuma butuh kelembaban saja, yang penting dia basah, Insya Allah subur," tandasnya.
Wallahu’alam bishawab
(hap/put)
Load more