tvOnenews.com - Pendakwah milenial Ustaz Hanan Attaki menjelaskan keabsahan shalat bagi orang yang masih diambang dalam perbuatan dosa.
Ustaz Hanan Attaki membahas orang yang rutin shalat tetapi masih berbuat dosa setelah mendapat pertanyaan dari salah satu jemaah dalam kajiannya.
Ustaz Hanan Attaki (UHA) telah mendengar kekhawatiran jemaahnya sulit meninggalkan dosa saat berusaha rajin shalat.
"Udah ustaz, tapi enggak tercegah. Lihat! Minimal ada rasa feeling guilty (rasa bersalah) bukan," ungkap UHA dalam kajiannya disadur dari kanal YouTube Hijrah Stories, Minggu (15/12/2024).
Shalat merupakan bagian tiang agama untuk orang mukmin sebagaimana amalan ibadah ini akan mendapat pertanggungjawabannya di akhirat nanti.
Bagi orang beriman tidak pernah meninggalkan shalat bisa mendapat jaminan surga dengan catatan tak melakukan dosa.
Dalam agama Islam, shalat wajib mempunyai waktu yang dimulai dari pelaksanaan Subuh dan diakhiri Isya dalam sehari.
Setiap ibadah ini bersifat wajib karena hukumnya fardhu 'ain di mana mereka dilarang keras meninggalkannya.
Anjuran menegakkan shalat dijelaskan dalam dalil Al Quran dari Surat Al Baqarah Ayat 43, Allah SWT berfirman:
وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ
Artinya: "Tegakkanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk." (QS. Al Baqarah, 2:43)
Berbagai keutamaan shalat meliputi pengampunan segala dosa, membersihkan sekaligus menyucikan jiwa, mempertebal keimanan dan ketakwaan.
Kemudian, shalat juga menjadi penyejuk hati yang sedang kacau, memberikan kesehatan apda mental maupun fisik, memperoleh ridha Allah SWT, sarana untuk taubat, mendapat jaminan surga.
Dalam pelaksanaan shalat juga menjadi sarana memohon ampunan dan perlindungan kepada-Nya meski berat dilakukannya telah dijelaskan dalam Surat Al Baqarah Ayat 45, Allah SWT berfirman:
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
Artinya: "Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya (shalat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS. Al Baqarah, 2:45)
Dalam konteks ini mencirikan shalat sebagai sarana menghindari dosa dijelaskan dalam dalil Al Quran dari Surat Al Ankabut Ayat 45, Allah SWT berfirman:
اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Artinya: "Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al Quran) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Ankabut, 29:45)
Namun begitu, ada orang telah meninggikan niatnya untuk merutinkan shalat bahkan sampai menangis tersedu-sedu masih berbuat maksiat yang mengandung dosa besar.
Sebagai pendakwah, UHA menegaskan sebenarnya shalat mengandung amalan kebaikan paling tinggi dan setiap pelaksanaannya tidak akan sia-sia.
Meski demikian, pendakwah kelahiran asal Aceh itu menyampaikan keseimbangan rutin shalat dan dosa biasanya dipengaruhi oleh makhluk gaib.
Ia mengatakan setan terus berusaha menggoda manusia agar menjauh dari Allah SWT sebagai pengaruh terbesar manusia selalu berbuat dosa.
"Setan tuh suka gitu ya, dia bilang ah rugi shalat tapi masih buat dosa. Akhirnya kita jadi males shalat, padahal shalat itu cara kita untuk meninggalkan dosa," kata dia.
Ia menyoroti orang yang kerap kali melakukan dosa pasti akan ada masanya telah merasa bersalah dan segera bertaubat kepada Allah SWT.
Pada dasarnya manusia membutuhkan sisi spiritual dan menjadikan kepribadian religius. Ini merupakan bagian kodrat manusia diciptakan oleh Allah SWT.
Berbagai hasil negatif akan menjadi renungan bagi mereka yang tidak pernah berhenti melakukan maksiat dan dosa lainnya.
"Itu bukan, bukankah itu bagian dari proses spiritual dalam diri kita, dulu kan enggak pernah bisa feeling guilty karena berbuat dosa," terangnya.
"Sejak kita mulai shalat, berbuat dosa mulai feeling guilty walaupun enggak langsung bisa meninggalkan, itu udah progres lo," sambung dia menambahkan.
Pendakwah bernama asli Tengku Hanan Attaki itu berpendapat orang berbuat dosa bisa dipengaruhi beberapa penyebab, salah satunya tidak ada kesempurnaan dalam shalatnya.
"Mungkin shalat kita masih kurang tepat waktu atau mungkin shalat kita masih belum di masjid, oh mungkin shalat kita belum di shaf pertama," tuturnya.
"Mungkin shalat kita belum banyak tambahin dengan gimik sunnah-sunnahnya, oh mungkin shalat kita belum banyak ditutup dengan istighfar setelah shalatnya, doa dan seterusnya," lanjutnya menjelaskan.
UAH menyarankan agar shalat semakin dipertajam agar memperoleh kesempurnaan sekaligus kebal dalam godaan setan.
"Perbaiki shalat kita, Allah akan perbaiki hidup kita. Jadi jangan sampai kita terjebak sama setan mengatakan ah rugi aja kamu shalat, banyak dosa, enggak itu mah pekerjaan setan yang bikin kita jadi merasa shalatnya mejadi sia-sia," tandasnya.
(hap)
Load more