Jakarta, tvOnenews.com--Siapa sangka pemain naturalisasi ini dulunya kurang paham soal negara Indonesia. Dia semangat datang hanya fokus untuk berkarir di Sepak Bola.
Seiring berjalannya waktu, pemain bola Indonesia ini pun berujung jadi mau sunat (khitanan). Simak kisahnya di bawah ini.
Kisah menarik dari salah satu pemain bola naturalisasi di Indonesia. Sebab pemain ini tidak memahami soal Indonesia di waktu pertama kalinya datang.
Memutuskan merumput di Tanah Air, dia sosok pemain yang berasal dari Paraguay, terlahir dari keluarga besar Katolik.
Seiring berjalannya waktu, Silvio Escobar pun mantap memutuskan menjadi pemain bola mualaf di Indonesia. Keputusan yang diambil, setelah mengenal kultur dan sosial Indonesia.
Ia akrab disapa Escobar, pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia pada tahun 2014 dengan bergabung bersama Persepam Madura.
"Itu sebenarnya sedikit lucu ya. Saya datang dan teken kontrak bersama tim Liga 2 di Paraguay. Habis teken kontrak, saya balik ke rumah," katanya menjelaskan.
"Sebelum sampai rumah, bosnya (klub itu) telepon lagi. Terus dia tawarin saya ke Indonesia," kenang Silvio Escobar di YouTube Sportcast 77, dikutip Senin (16/12/2024).
Mendengar kabar baik tersebut, tanpa berpikir lama langsung Escobar menerima tawaran itu.
Dalam ceritanya, ia belum mengetahui tim mana yang akan dibelanya. Sungguh membuatnya terheran.
"Tidak dikasih tahu klubnya apa. Terus beli tiket dan tiga hari lagi berangkat. Padahal saya tidak tahu Indonesia di mana," terang Escobar sambi terheran.
Kemudian, Escobar mencari tahu tentang Indonesia. Dia mencari informasi dari temannya yang sudah berkarir di Indonesia.
"Kemudian saya cari informasi, ada teman yang main di Indonesia Alfredo Cano. Dia bilang 'jangan ke sini, situasi tidak bagus. Mereka ambil kamu disuruh main tarkam'," kata Escobar menirukan Cano.
Tanpa Escobar sadari, setelah lama berkarir di sini dan mencari tahu. Ia justru jatuh cinta dengan Indonesia.
Sungguh menyentuh, ia mengaku terhipnotis karena keramahan masyarakat, dan kultur sepak bola yang kuat membuatnya betah tinggal di sini.
Bahkan setelah di Indonesia juga pertama kali, Escobar mengenal tarkam. Dia sempat beberapa kali main tarkam dan mendapatkan penghasilan.
"Tarkam pertama kali dibayar Rp 1,5 juta sekali pertandingan. Main pertama kali di Tangerang dan seru. Cuma di Indonesia ada tarkam, di luar negeri gak ada," ungkapnya.
Kurang lebih setahun bermain di Indonesia, hal mengejutkan pun terjadi, Escobar yang dibesarkan dalam keluarga Katolik di Paraguay. Akhirnya, memutuskan untuk mualaf pada tahun 2015.
Menurutnya, keputusan ini diambil setelah lama berinteraksi dengan rekan-rekan muslim di timnya.
Selain itu, masih ada hal menarik.Heran ia sampai berani datang sendiri untuk sunat atau khitanan.
Setelah melalui berbagai proses, Escobar resmi menjadi WNI pada tahun 2020. Ia pun membuktikan cintanya dengan mengajukan diri menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
"Jumat pagi saya bangun, saya sendiri jalan untuk sunat. Saya datang di Klinik, saya masuk," katanya lagi.
"Semua suster di situ malu sekali. Tapi ya sudah masuk ya sudah.Terbuka saja," cerita Escobar sambil tertawa.(klw)
Load more