Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa “sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya?” dan ilmu yang bermanfaat juga merupakan salah satu amalan yang pahalanya tidak akan terputus meskipun kita telah meninggal.
Sebagaimana dalam Hadits Riwayat Muslim:“Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputus semua amalnya (tidak lagi menambah pahala) kecuali 3 orang, yaitu shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendo’akan orangtuanya”.
Muhammad bin Jabir Ath-Thabari juga memberikan kita pelajaran untuk selalu memiliki semangat dalam menulis, dalam usia berapapun. Sebuah tulisan tentu memiliki manfaat dan dampak yang begitu besar, terlebih di masa kini berbagai tulisan dapat dengan mudah dijumpai dengan berbagai bentuk, baik digital, buku, hingga artikel. Akan tetapi tulisan tersebut tak jarang berisi ujaran kebencian ataupun berita palsu.
Bukankah Allah sangat melarang ujaran kebencian ataupun berita palsu? Maka sudah sepatutnya berbagai bentuk ujaran kebencian ataupun berita palsu tersebut harus segera dihilangkan dengan berbagai cara termasuk melalui tulisan, sebab tulisan yang baik adalah tulisan yang dapat memberikan manfaat, dan sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi manfaat.
Selain dapat memberi manfaat bagi orang sekitar, melalui tulisan juga seseorang dapat terus menjaga ingatannya, terutama ingatannya mengenai ilmu. Kita sebagai manusia tak jarang merasa lupa atas apa yang telah atau akan kita lakukan. Dengan menulis kita dapat kembali mengingat, terutama tentang ilmu yang pernah kita dapat. Bahkan Rasulullah SAW sangat menganjurkan kepada kita untuk mencatat ilmu yang kita peroleh agar kita tidak dengan mudah melupakannya.
(Penulis: Bambang Muhamad Fasya Azhara, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, jurusan Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora)
Load more