Ia mencontohkan tanpa adanya paksaan umat agama lain harus mengucap kalimat selamat dalam perayaan hari raya agamanya.
"Gara-gara toleransi salah dalam penerapannya. Contohnya gini, toleransi kalau hari raya Idul Fitri, Anda jangan paksa karyawan Nasrani untuk ucapkan ‘Selamat Hari Raya’ atau memberikan bingkisan, kan begitu mestinya," jelas dia.
"Seperti pengajian, orang Nasrani tidak wajib," sambungnya menambahkan.
Pendakwah kelahiran asal Blitar ini menyampaikan ada perbedaan umat Muslim tidak dianjurkan memberikan ucapan perayaan hari raya Natal.
Ia menyebutkan bahwa ajaran agama Islam menunjukkan tanda bahwa Isa AS sebagai salah satu Nabi, sedangkan perayaan Natal untuk umat Kristiani dimaknai hari kelahiran Yesus Kristus.
"Apa sih artinya mengucapkan 'Selamat Natal?' Mengucapkan itu artinya merayakan kelahiran Yesus yang Tuhan bagi umat Nasrani. Jadi kalau kita (umat Islam) jangan pusing karena di Nabi Isa bukan Tuhan bagi umat Islam," paparnya.
Ia mempertegas alasan umat Muslim tidak turut merayakan Natal, sedangkan umat Kristiani tidak merayakan Idul Fitri karena dibedakan pada ajaran agamanya masing-masing.
Load more