Ia menyebutkan tidak ada kontribusi yang berdampak positif dan bersifat aktif jika lima unsur tersebut tak dipakai setelah lolos sertifikasi.
"Kita ingin komprehensif. Ini yang menurut hemat saya itu yang profesional. Bukanlah suatu gagasan profesional itu berkonsentrasi hanya pada satu unsur, tapi unsur lainnya tidak. Ini agak sedikit lebih sistematis, komprehensif," paparnya.
"Insya Allah kami percaya bahwa masyarakat kita sudah matang. Kita berterima kasih kepada para Faunding Father’s kita. Mereka tidak hanya bicara tapi mengamalkan apa yang mereka bicarakan. Kita harus belajar banyak dari para Faunding Father’s kita, dari Sabang sampai Merauke, kelapangdadaannya menerima perbedaan itu dahsyat," tukasnya.
Persoalan sertifikasi pendakwah ini merupakan buah respons ketegasan sekaligus kepedulian berbagai pihak akibat polemik Gus Miftah menggemparkan publik sejak viral di media sosial.
Bahwasanya Miftah mendapat penilaian bahwa ucapan yang dilontarkannya dianggap tidak pantas saat mengolok-olok seorang penjual es teh di suatu acara pengajian di Magelang, Jawa Tengah.
Kebetulan Miftah juga sedang menjabat sebagai salah satu bidang berbasis keagamaan dalam Utusan Khusus Presiden.
Load more