Kemudian, setiap manusia dari segala penjuru dunia akan antusias memeriahkan saat memasuki Tahun Baru Masehi yang jarak perayaannya sangat dekat dengan hari Natal, meski hal ini masih memiliki hubungan satu sama lain.
Sebagai orang Islam, kita senantiasa mengetahui betapa pentingnya beberapa sikap yang harus dilakukan dalam menyambut hari Natal dan Tahun Baru Masehi.
Ada beberapa hal hari Natal dan Tahun Baru Masehi menjadi pembahasan serius dalam agama Islam agar umat Nabi Muhammad SAW tidak terjebak terhadap kekeliruan.
Pasalnya, saat ini masih banyak orang Islam turut andil dan merayakan dua momentum terbesar tersebut setiap tahunnya. Ada yang turut memberikan ucapan selamat Natal dan partisipasi dalam perayaan Tahun Baru Masehi.
Dalam agama Islam, sebenarnya orang mukmin tidak perlu menyemarakkan hari raya yang dimiliki oleh umat agama lain. Meski hal itu menunjukkan sekadar ucapan selamat Natal juga menjadi sorotan pada pembahasan kali ini.
Khatib akan mengingatkan sabda yang diberikan oleh sahabat Rasulullah SAW, Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu, seperti ini bunyinya:
اِجْتَنِبُوْا أَعْدَاءَ اللهِ فِي أَعْيَادِهِمْ
Artinya: "Jauhilah musuh-musuh Allah di perayaan mereka." (Ahkam Ahl Adz-Dzimmah)
Sebenarnya orang Islam turut memberikan ucapan selamat Natal sebagai tanda apresiasi sekaligus menghormati keyakinan umat agama lain. Meski mereka memiliki akidah yang bertentangan dengan agama Islam.
Orang Islam yang mengucapkan selamat Natal seakan-akan adanya bentuk dukungan dari mereka perihal anak Tuhan adalah sosok Nabi Isa AS.
Orang yang mendukung keyakinan agama lain telah diperingatkan melalui Surat Maryam Ayat 88-90, Allah SWT berfirman:
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًا ۗ, لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْـًٔا اِدًّا ۙ, تَكَادُ السَّمٰوٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْاَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا ۙ
Load more