Artinya: Mereka berkata, "(Allah) Yang Maha Pengasih telah mengangkat anak. Sungguh, kamu benar-benar telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. Karena ucapan itu, hampir saja langit pecah, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh berkeping-keping." (QS. Maryam, 19:88-90)
Namun, sikap ucapan tersebut mengingatkan sebuah dalil dari Surat Al Kafirun Ayat 6 terkait masing-masing urusan agama, Allah SWT berfirman:
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ
Artinya: "Untukmu agamamu dan untukku agamaku." (QS. Al Kafirun, 109:6)
Ibadallah,
Kemudian, khatib akan merincikan bahwa agama Islam tidak menganjurkan turut memeriahkan pergantian tahun sebagaimana orang-orang merayakan tradisi malam Tahun Baru Masehi.
Bahwasanya Tahun Baru Masehi tidak mengandung adanya spesial dan memiliki kesamaan terhadap malam-malam seperti biasanya.
Penetapan hari raya paling spesial dari Rasulullah SAW hanya berbentuk Idul Adha dan Idul Fitri.
Perihal perayaan tahun baru untuk mengisi amalan doa dan zikir juga tidak dianjurkan oleh agama Islam mengingat Tahun Baru Masehi bukan menjadi bagian dalam syariat kita.
Ada enam dampak menimbulkan kerusakan saat turut merayakan kedua momentum tersebut.
Dampak pertama mengandung tasyabbuh yang artinya tidak ada konsistensi diri karena selalu merayakan tradisi umat agama lain.
Bagian ini menunjukkan tradisi seperti terompet yang ditiup berasal dari kalangan Yahudi, menggunakan lonceng merupakan simbol dari umat Nasrani, membuat kobaran api ibarat mengikuti kebiasaan Majusi.
Load more