tvOnenews.com - Teks khutbah Jumat kali ini bersifat singkat akan membahas seputar perayaan Natal dan menjelang penyambutan Tahun Baru Masehi.
Teks khutbah Jumat bahwasanya mengandung pembahasan khusus disampaikan dalam sesi ceramah sebelum melaksanakan shalat Jumat.
Khatib biasanya menyampaikan materi bernuansa ajakan, nasihat hingga peringatan kepada para jemaah agar senantiasa bertakwa kepada Allah SWT melalui teks khutbah Jumat pada sesi ceramah.
Surat Al A'raf Ayat 204 menjadi dalil Al Quran terkait ajakan menyimak khutbah Jumat, Allah SWT berfirman:
وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Artinya: "Jika dibacakan (Al Quran & khutbah Jumat), dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati." (QS. Al A'raf, 7:204)
Sebagai kebutuhan rutin untuk shalat Jumat, tvOnenews.com akan membagikan bahan materi teks khutbah Jumat singkat yang dikutip dari laman resmi Yayasan Amal Jariyah Indonesia, Kamis (19/12/2024).
Adapun tema lengkap teks khutbah Jumat ini berjudul "6 Dampak Orang Islam Merayakan Natal dan Tahun Baru Masehi" sebagai berikut:
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ والبَرَكَاتُ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَ رْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Sidang Jumat yang diberkahi dan dirahmati oleh Allah SWT
Pertama-tama, khatib seperti biasanya ingin menyampaikan seruan kepada jemaah sekalian senantiasa mengucap rasa syukur dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, rezeki dan karunia-Nya kepada kita semua.
Marilah juga kita melantunkan sholawat sebagaimana bentuk pujian dan salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW telah berjuang untuk menyampaikan kebenaran dan menyelamatkan umat manusia terhindar dari kezaliman.
Kaum muslimin yang dibahagiakan oleh Allah SWT
Seperti biasanya umat Kristiani akan memeriahkan sekaligus merayakan hari Natal setiap pada 25 Desember. Tanggal tersebut menjadi dedikasi umat Nasrani untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus.
Bahwasanya umat Kristiani meyakini Yesus Kristus merupakan anak Tuhan telah menjadi pemantik adanya hari Natal pada 25 Desember mendatang.
Kemudian, setiap manusia dari segala penjuru dunia akan antusias memeriahkan saat memasuki Tahun Baru Masehi yang jarak perayaannya sangat dekat dengan hari Natal, meski hal ini masih memiliki hubungan satu sama lain.
Sebagai orang Islam, kita senantiasa mengetahui betapa pentingnya beberapa sikap yang harus dilakukan dalam menyambut hari Natal dan Tahun Baru Masehi.
Ada beberapa hal hari Natal dan Tahun Baru Masehi menjadi pembahasan serius dalam agama Islam agar umat Nabi Muhammad SAW tidak terjebak terhadap kekeliruan.
Pasalnya, saat ini masih banyak orang Islam turut andil dan merayakan dua momentum terbesar tersebut setiap tahunnya. Ada yang turut memberikan ucapan selamat Natal dan partisipasi dalam perayaan Tahun Baru Masehi.
Dalam agama Islam, sebenarnya orang mukmin tidak perlu menyemarakkan hari raya yang dimiliki oleh umat agama lain. Meski hal itu menunjukkan sekadar ucapan selamat Natal juga menjadi sorotan pada pembahasan kali ini.
Khatib akan mengingatkan sabda yang diberikan oleh sahabat Rasulullah SAW, Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu, seperti ini bunyinya:
اِجْتَنِبُوْا أَعْدَاءَ اللهِ فِي أَعْيَادِهِمْ
Artinya: "Jauhilah musuh-musuh Allah di perayaan mereka." (Ahkam Ahl Adz-Dzimmah)
Sebenarnya orang Islam turut memberikan ucapan selamat Natal sebagai tanda apresiasi sekaligus menghormati keyakinan umat agama lain. Meski mereka memiliki akidah yang bertentangan dengan agama Islam.
Orang Islam yang mengucapkan selamat Natal seakan-akan adanya bentuk dukungan dari mereka perihal anak Tuhan adalah sosok Nabi Isa AS.
Orang yang mendukung keyakinan agama lain telah diperingatkan melalui Surat Maryam Ayat 88-90, Allah SWT berfirman:
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًا ۗ, لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْـًٔا اِدًّا ۙ, تَكَادُ السَّمٰوٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْاَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا ۙ
Artinya: Mereka berkata, "(Allah) Yang Maha Pengasih telah mengangkat anak. Sungguh, kamu benar-benar telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. Karena ucapan itu, hampir saja langit pecah, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh berkeping-keping." (QS. Maryam, 19:88-90)
Namun, sikap ucapan tersebut mengingatkan sebuah dalil dari Surat Al Kafirun Ayat 6 terkait masing-masing urusan agama, Allah SWT berfirman:
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ
Artinya: "Untukmu agamamu dan untukku agamaku." (QS. Al Kafirun, 109:6)
Ibadallah,
Kemudian, khatib akan merincikan bahwa agama Islam tidak menganjurkan turut memeriahkan pergantian tahun sebagaimana orang-orang merayakan tradisi malam Tahun Baru Masehi.
Bahwasanya Tahun Baru Masehi tidak mengandung adanya spesial dan memiliki kesamaan terhadap malam-malam seperti biasanya.
Penetapan hari raya paling spesial dari Rasulullah SAW hanya berbentuk Idul Adha dan Idul Fitri.
Perihal perayaan tahun baru untuk mengisi amalan doa dan zikir juga tidak dianjurkan oleh agama Islam mengingat Tahun Baru Masehi bukan menjadi bagian dalam syariat kita.
Ada enam dampak menimbulkan kerusakan saat turut merayakan kedua momentum tersebut.
Dampak pertama mengandung tasyabbuh yang artinya tidak ada konsistensi diri karena selalu merayakan tradisi umat agama lain.
Bagian ini menunjukkan tradisi seperti terompet yang ditiup berasal dari kalangan Yahudi, menggunakan lonceng merupakan simbol dari umat Nasrani, membuat kobaran api ibarat mengikuti kebiasaan Majusi.
Dampak kedua menunjukkan orang Islam telah lalai terhadap ibadahnya sebagaimana didapatkan dari pengalaman sehabis merayakan Tahun Baru Masehi dan Natal akan merasa kelelahan.
Kelelahan ini menjadi pemantik mereka meninggalkan shalat Subuh hanya demi memeriahkan hari raya dari umat agama lain.
Dampak ketiga menandakan adanya kerusakan pada moral. Khususnya pada perayaan Tahun Baru Masehi sibuk membentuk berbagai kegiatan di luar syariat agama Islam.
Kebanyakan mereka menggelar acara musik, melakukan pergaulan bebas, mengumbar-umbar aurat, sengaja melaksanakan pelecehan seksual dan zina terang-terangan, mengonsumsi minuman keras dan hal-hal negatif lainnya.
Dampak keempat menandakan harta semakin boros karena dalam memeriahkan dua perayaan ini perlu menghabiskan banyak uang demi mendapat kesenangan sesaat saat pesta pora.
Dampak kelima seperti membuang-buang waktu ibadah karena setiap momentum digunakan untuk hal-hal tidak berfaedah.
Dampak terakhir menandakan bisa menimbulkan bahaya dan mengganggu ketenangan orang lain yang berupaya istirahat pada perayaan mereka.
Sidang Jumat yang berbahagia
Demikianlah khatib menyampaikan khutbah Jumat pertama ini secara singkat, saya berharap kita semua telah bijak dalam bersikap terhadap perayaan Tahun Baru Masehi dan Natal untuk menjaga keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
(hap)
Load more